Revisi UU KPK untuk Meluruskan yang Bengkok

Selasa, 10 September 2019 – 18:14 WIB
Ilustrasi KPK. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung Chairul Imam menilai revisi terhadap Undang-Undang KPK sangat diperlukan. Pasalnya, KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi masih belum komplet.

Chairul mengatakan, pemberantasan kejahatan secara modern harus melalui dua jalan yakni represif dan preventif. Nah, Chairul menilai KPK selama ini fokus pada penindakan.

BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Dukung Revisi UU KPK

“KPK selama ini terlalu menitikberatkan pada pendekatan represif, mengabaikan preventif,” kata Chairul di Jakarta.

Bagi Chairul, koruptor itu harus dapat punishment apapun bentuknya. Namun, KPK juga harus mengakui bahwa upaya mereka selama 17 tahun terakhir tidak menghentikan korupsi.

BACA JUGA: Pakar Hukum yakin Revisi UU Justru Memperkuat KPK

Menurut dia, hal itu disbabkan tidak adanya prevention efforts alias upaya pencegahan. “Pintu untuk masuk si maling tetap terbuka (bahkan dibuka). Pintu itu bisa ditutup dengan pendekatan preventif,” ujarnya.

Dengan begitu, Chairul mengatakan, revisi UU KPK memang sangat perlu dilakukan. Namun, perubahan UU KPK itu bukan untuk memperlemah tapi untuk meluruskan yang bengkok. (dil/jpnn)

BACA JUGA: Massa MPD Desak DPR Kebut Revisi UU KPK


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler