Revitalisasi Ala Gibran Membangkitkan Jaya Budaya Surakarta

Oleh: W.A. Mangkuto\

Kamis, 25 Januari 2024 – 22:33 WIB
Wali Kota Surakarta yang juga Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Revitalisasi, atau menghidupkan kembali hal yang sebelumnya kurang terberdayakan, berhasil dijalankan dan direalisasikan oleh Gibran Rakabuming saat menjabat sebagai wali kota Surakarta.

Hal paling diingat dari proyek revitalisasi ala Gibran itu ialah transformasi Ngarsopuro. Ia tidak saja menata, tetapi juga memperpanjang kawasan pusat industri tersebut yang menghubungkan Night Market Ngarsopuro dengan Jalan Gatot Subroto.

BACA JUGA: PBHI Sebut Jokowi Konsisten Lakukan Kecurangan Pemilu untuk Gibran

Menjadikan jalan sebagai trademark kota memang menjadi satu andalan untuk menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Hal itu seperti halnya di Jalan Malioboro Yogyakarta, yang diyakini orang-orang bahwa belum berkunjung ke Yogya kalau belum berjalan kaki di Malioboro. Tentu kalau kawasan itu sudah ramai, ekonomi UMKM menggeliat.

BACA JUGA: Mengokomodasi Aspirasi Anak Muda, Prabowo-Gibran dapat Dukungan dari Pemuda Ngapak Pantura

Kawasan Ngarsopuro sebelumnya tidak tertata dan tidak cantik. Kawasan tersebut biasa digunakan untuk mendirikan kios bagi pengusaha barang antik dan elektronik.

Jalan Diponegoro itu baru ditata dan direnovasi besar-besaran pada 2009. Kemudian, pemerintah setempat membuat area city walk untuk menandingi Malioboro.

BACA JUGA: Santri Surabaya Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Siap Menang Satu Putaran

Pada masa kepemimpinan Gibran, revitalisasi tempat tersebut mencakup pengembangannya.

Taman Balekambang juga menjadi salah satu kawasan yang masuk ke program revitalisasi Gibran. Biaya proyek revitalisasi untuk taman tersebut mencapai Rp 154,7 miliar.

Seperti namanya, Taman Balekambang memang taman. Akan tetapi, tempat itu bukan sekadar taman pada umumnya. Dalam rancangan Gibran, Taman Balekambang juga bakal menjadi pusat kebudayaan Jawa yang mewah dan menarik nantinya.

Revitalisasi di taman itu bahkan membuatnya akan kembali mengembalikan nuansa tradisional, ornamen budaya dan alam, seperti halnya Kebon Rojo, sebagaimana taman peninggalan Pura Mangkunegaran itu waktu dulunya.

Menghidupkan gairah budaya tentu menjadi langkah pasti dalam melestarikan budaya itu sendiri. Hal itu juga membuatnya bernilai ekonomi dengan aktivitas budaya yang digarap di dalamnya.

Ekonomi digital yang menjadi hal yang dikuasai Gibran mulai diarahkan dalam proses revitalisasi Solo Techno Park.

Di sana selain ada fasilitas baru lapangan basket, futsal, ada juga ruang riset teknologi. Gibran memadu kawasan olahraga dengan teknologi, yang tentu dapat menjadi pusat berkumpul generasi muda agar lebih aktif dan produktif.

Baru-baru ini Solo Techno Park berhasil masuk dalam 15 besar lembaga inkubator nasional. Di taman seluas 5 hektare itu revitalisasi Gibran mencakup pada transformasi digital dan pengembangan nilai tambah.

Revitalisasi yang dilakukan Gibran tidak saja memoles dinding rumah sebelum Lebaran. Ia juga meramu dan memasukkan unsur atau potensi lain yang bisa bersatu dalam satu kawasan. Hal itu tentu bisa menjadi sasaran baru destinasi pariwisata.

Di Solo juga ada Lokananta, potensi besar Solo dalam satu kesatuan wilayah bisa menjadi terealisasi sesuai dengan misi putra Presiden Jokowi tersebut.

Hal itu juga menjadi proyek revitalisasi Gibran lainnya, yang menghadirkan museum, arena pertunjukan, area kuliner, dan galeri UMKM dalam satu kawasan.

Bisa dibilang bahwa Lokananta merupakan salah satu legenda Surakarta. Tempat itu berdiri pada 29 Oktober 1956 dan menjadi studio musik tertua di Indonesia.

Kini di tangan Gibran, kawasan itu hadir kembali dalam wajah baru. Ketika diresmikan pada 3 Juni 2023, Lokananta menjadi pusat industri seni yang seolah bangun dari tidur panjangnya.

Selain menjadi cara untuk menghidupkan kembali sebuah kawasan tanpa harus membangun dari awal, revitalisasi juga merupakan upaya pelestarian, menjaga nama yang sudah menjadi titik sejarah, seni, dan spiritual Jawa.

Dari sekian banyak program Gibran Rakabuming, program revitalisasi tampak mendominasi.

Gerakan itu menjadi penyegaran bagi Kota Solo, titik inspirasi, dan upaya peningkatan nilai ekonomi bagi warganya dalam menjawab tantangan zaman dengan pesat teknologinya.

Revitalisasi yang dilakukan tentu diharapkan bukanlah polesan semata tanpa perubahan sama sekali.

Memang selama ini banyak proyek revitalisasi tempat di daerah lain yang hanya manjadi kawasan basi, yang tak bisa menghidupkan kembali gelora tempat tersebut pada masa jayanya. Semoga revitalisasi yang dilakukan Gibran tidak begitu.

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler