SURABAYA - PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) mulai menggelar proyek senilai Rp 20 triliun untuk melakukan revitalisasi bisnis telepon kabel (wireline). Dana tersebut merupakan nilai proyek pergantian kabel telepon tembaga menjadi kabel fiber optic (FO) hingga lima tahun mendatang. Yang merupakan bagian dari upaya konvergensi bisnis telekomunikasi telkom untuk masuk juga ke segmen bisnis internet, media, serta edutaiment (TIME).
Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengungkapkan saat ini perusahaan BUMN terus membangun bisnis TIME tak saja melalui akusisi maupun bangun sendiri. Tapi yang paling penting saat ini Telkom sedang mengarah pada konvergensi media, melalui mengabungan tiga layanan sekaligus yakni suara, internet dan TV menjadi satu atau disebut triple play.
"Bagi Telkom untuk masuk ke triple play maka kami harus mengganti infrastruktur, lakukan modernisasi. Terutama untuk jaringan telepon kabel," ujarnya di sela kunjungan kerja ke Surabaya, Kamis (5/4).
Menurutnya infrastruktur produk seluler Telkom melalui Telkomsel dan TelkomFlexi sudah maju, sementara untuk wireline masih kuno sebab masih menggunakan jaringan kabel tembaga. Karena itu, mereka memiliki rencana jangka lima tahun untuk membangun jaringan FO di Indonesia dengan nilai proyek Rp 20 triliun.
Dari modernisasi jaringan wireline tersebut, diharapkan dipenghujung 2012 bakal ada 12 juta sambungan FO to home. Meski oleh Rinaldi ditegaskan bahwa investasi proyek pergantian FO bisa lebih kecil jumlah tersebut dikarenakan kabel tembaga yang diganti memiliki nilai jual.
"Saat ini pergantian FO baru dilakukan di Jakarta dan Surabaya. Jadi jumlah sambungannya masih sedikit. Saya tadi melihat di kantor Telkom Injoko, bahwa dengan FO, akses internet bisa mencapai 100 Mbps," imbuh dia.
Dengan adanya teknologi tersebut, maka telepon rumah tak lagi statis digunakan untuk layanan suara, namun bisa digunakan untuk mengakses internet kecepatan tinggi hingga Grovia TV.
Konvergensi tersebut juga merupakan upaya revitalisasi pendapatan BUMN tersebut dari telepon tetap. Sebab meski laporan keuangan perusahaan 2011 menunjukan adanya kenaikan 3,6 persen pelanggan. Dari 8,3 juta pelanggan di 2010 menjadi 8,6 juta pengguna pada akhir tahun lalu. Namun pendapatan telepon tetap malah mengalami penurunan sebesar 10,2 persen dari Rp12,94 triliun menjadi Rp 11,62 triliun.
Untuk menunggu penyelesaian pembanguna jaringan FO , lanjut Rinaldi, Telkom akan membangun Indonesai Wi-Fi. Yakni menyediakan akses internet kecepatan tinggi melalui hot spot wi-fi untuk pelanggan seluler Telkom.
Sementara itu, pada 2011 Telkom mengalokasikan Rp 16 triliun capital expenditure. Dan sebagian besar akan diimplementasikan untuk pembangunan teknologi konvergensi.
"Dalam lima tahun terakhir ini, laba bersih Telkom paling stabil di indutri jika dibandingkan dengan yang lainnya. Melalui konvergensi ini, Telkom menargetkan adanya kenaikan kenaikan pendapatan 5-6 persen di 2012. Dan akan terus tumbuh di masa akan datang," kata Rinaldi.
Pada 2011, Telkom, mencatatkan kenaikan laba bersih tumbuh 6,9 persen menjadi Rp 12,10 triliun jika dibandingkan periode 2010. Sedangkan pendapatan BUMN ini mencapai Rp 71,3 triliun, naik 3,8 persen dibanding 2010. Penopang bisnis Telkom masih dari layanan seluler dan internet kecepatan tinggi (broadband).
Data operasional menunjukkan peningkatan pelanggan telephony 7,8 persen. Dari 120,47 juta menjadi 129,86 juta pelanggan. Jumlah tersebut terdiri dari 107,02 juta pelanggan seluler (tumbuh 13,8 persen) dan pelangggan wireline (telepon kabel) 8,60 juta yang naik 3,6 persen dibanding 2010.
Terkait dengan pelanggan broadband, jumlahnya tumbuh signifikan. Pada 2011 mencapai 10,47 juta, tumbuh 63,40 persen dibanding 2010 yang mencapai 6,41 juta. Terdiri dari pelanggan Speedy 1,79 juta; pelanggan Flash 5,53 juta; dan pelanggan BlackBerry mencapai 3,15 juta, naik 226,40 persen dibanding 2010 mencapai 966 ribu.
Pendapatan Telkomsel pada 2011 mencapai Rp 48,73 triliun. Sementara pendapatan data, internet dan layanan teknologi informasi pada 2011 mencapai Rp23,92 triliun. Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh pendapatan layanan broadband sejalan dengan peningkatan pelanggan Speedy serta Flash dan BlackBerry dari Telkomsel. (aan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Optimis Bank BUMN Tetap Eksis
Redaktur : Tim Redaksi