Kasus Pembunuhan Brigadir J

Reza Sebut Lie Detector Tidak Mendeteksi Kebohongan, Sentil Omongan Kapolri

Rabu, 07 September 2022 – 09:29 WIB
Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo di sela-sela rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8). Kedua tersangka ini juga menjalani tes kebohongan pakai lie detector. Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai tes kebohongan para tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Kuat Ma'ruf, Putri Candrawathi serta Ferdy Sambo Cs tidak efektif.

Reza menyebut pemeriksaan kebohongan menggunakan lie detector itu tidak sejurus dengan omongan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

BACA JUGA: 4 Poin Ini Bumerang Bagi Putri Candrawathi, Ada Skenario Palsu

Dia bahkan mengatakan cara itu melenceng dari asas saintifik yang sejak awal ditekankan Kapolri bahwa penyidikan harus menggunakan metode scientific crime investigation.

"Tidak efektif, bahkan pseudoscience (ilmu semu, red) saja itu. Kapolri menekankan harus saintifik, toh," kata Reza dikonfirmasi JPNN.com tentang tes kejujuran atau kebohongan para tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

BACA JUGA: Santri Gontor Dianiaya hingga Tewas, Mengerikan, AKBP Catur Bergerak

Sarjana psikologi UGM Yogyakarta itu menerangkan walaupun bernama lie detector, alat tersebut sama sekali bukan mendeteksi kebohongan seseorang.

Menurut dia, seseorang berbohong atau tidak bisa diketahui melalui perbandingan antara ucapan dan keadaan nyata. Kalau sebangun maka orang yang diperiksa dinilai jujur.

BACA JUGA: Putri Candrawathi Mengaku Dilecehkan, LPSK Ungkap 6 Kejanggalan, Ini Beda dari Komnas HAM

Sebaliknya, jika kontras antara perkataan dan situasi nyata, maka orang yang diperiksa dianggap berbohong.

"Alat yang disebut sebagai lie detector tidak bekerja dengan mekanisme tersebut," ucap penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu

"Kendati bernama lie detector, tetapi alat itu sama sekali tidak mendeteksi kebohongan," tegasnya.

Reza menekankan bahwa lie detector cuma membaca perubahan-perubahan fisiologis pada orang yang diperiksa antarepisode serta antarpertanyaan yang disodorkan.

Jika terjadi perubahan fisiologi signifikan, maka itu ditafsirkan sebagai indikator adanya reaksi emosional tak wajar.

"Ketidakwajaran itulah yang diartikan penanda kebohongan," ujar Reza Indragiri yang pernah mengajar di Sekolah Tinggu Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) itu.

BACA JUGA: Pelecehan Seksual di Magelang, Analisis Reza Indragiri soal Pelaku & Korban Tak Seperti yang Dibayangkan

Polri Mengeklaim Tersangka Jujur

Tim Khusus (Timsus) Polri sebelumnya telah menerima hasil polygraph test menggunakan lie detector terhadap tiga tersangka pembunuhan Brigadir J.

Ketiga tersangka yang sudah menjalani tes itu ialah Bhayangkara Dua Richard Eliezer (RE) alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf (KM).

Direktur Tindak Pidana Umum Brigjen Andi Rian Djajadi mengeklaim hasil tes menyatakan tiga tersangka itu jujur saat memberikan keterangan soal pembunuhan berencana Brigadir J.

"Barusan saya dapat hasil sementara uji polygraph terhadap RE, RR dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur," kata Brigjen Andi Rian saat dikonfirmasi, Selasa (6/9).

Akan tetapi, jenderal bintang satu itu tidak menjawab spesifik apakah akurasi tes terhadap tiga tersangka tersebut bisa dijamin 100 persen.

"Uji polygraph, sekali lagi saya jelaskan, bertujuan untuk memperkaya alat bukti petunjuk," ucap Brigjen Andi Rian berdalih. (fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler