JPNN.com

Rhoma Tak Bersalah, Ini Alasan Panwaslu

Senin, 13 Agustus 2012 – 16:19 WIB
Rhoma Tak Bersalah, Ini Alasan Panwaslu - JPNN.com
Rhoma Irama. Foto : Arundono W/JPNN
JAKARTA - Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta menyampaikan beberapa alasan mengenai keputusan yang menyebutkan Rhoma Irama tidak bersalah dalam dugaan pelanggaran suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Menurut Ketua Panwaslu DKI, Ramdansyah, Rhoma dalam ceramahnya di Masjid Al Isra Tanjung Duren Jakarta Barat, 29 Juli lalu tidak menyampaikan visi dan misi terkait program Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Oleh karena itu, apa yang diungkapkan Rhoma tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kampanye dengan politisasi SARA.

"Kita sudah panggil semua pengurus masjid, orang yang mendengar ceramahnya sampai dengan orang luar, kumpulkan rekaman. Tapi kurang satu unsurnya yang membuat dia tidak bersalah, yaitu dia tidak menyampaikan visi dan misi tentang Foke dan Nara," kata Ramdhansyah usai jumpa pers di kantor Panwaslu di Jakarta, Minggu (12/8).

Fakta lainnya yang menurut Panwaslu menunjukkan Rhoma tak bersalah adalah Rhoma menyampaikan kepada jemaah untuk memilih yang seiman dalam hal ini Foke dan Nara. Meski, dalam ceramah itu, ia juga sempat menyebut nama pasangan calon yang masuk dalam putaran kedua Pemilukada.

Selain itu, kata Ramdansyah, Rhoma juga ternyata menyampaikan identitas yang salah tentang orangtua salah satu pasangan calon, dalam hal ini keluar Jokowi.

"Ini kan unsur kumulatif, unsur-unsur itu meliputi lisan dan tulisan. Jadi kalau benar ada tulisan dan lisan lengkap mengenai visi dan misi program, menghasut bisa saja. Ini dia memang mengajak, tapi tidak ada sampaikan visi misi," sambungnya.

Berdasarkan beberapa alasan itu Panwaslu menilai secara kumulatif Rhoma tak bersalah. Ia juga tidak dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 , pasal 116 ayat (1) kampanye di luar jadwal, pasal 118 ayat (2) kampanye dengan cara menghasut atau memfitnah, dan pasal 116 ayat (3) kampanye di tempat.

"Dia juga tidak memenuhi unsur melanggar Bab IV SK KPU DKI Jakarta Nomor 13 tahun 2011 tentang Tata Cara Kampanye," pungkas Ramdansyah.

Sebelumnya diberitakan ceramah Rhoma Irama di Masjid Al Isra, Tanjung Duren tanggal 29 Juli 2012 secara eksplisit menyebut nama pasangan calon gubernur Joko Widodo-Basuki T.Purnama. Rhoma bahkan terang-terangan menyerang pasangan cagub yang didukung PDIP dan Partai Gerindra tersebut.

Hal ini terungkap dari rekaman video ceramah Rhoma yang diperoleh JPNN. Video berdurasi 7 menit itu berisi potongan-potongan ceramah Rhoma di Masjid Al Isra yang menyinggung SARA. Video serupa telah dikantongi Panwaslu DKI Jakarta sebagai alat bukti dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan sang Raja Dangdut.

Dari video diketahui bahwa Rhoma memulai ceramahnya dengan seruan kepada jamaah masjid untuk tidak memilih pemilih non muslim. Ia menggunakan dalil ayat kitab suci untuk menyerukan ajakan agar tidak memilih pemimpin non muslim.

"Kalau memilih pemimpin yang non muslim maka sanksinya adalah mendapat azab dari Allah SWT," kata Rhoma di hadapan jamaah masjid.

Kemudian Rhoma melanjutkan ceramahnya dengan memaparkan latar belakang suku dan agama dua pasangan cagub dalam Pilkada DKI 2012 yakni Jokowi-Ahok dan Foke-Nara. Ustadz selebritis itu menegaskan bahwa materi berbau SARA yang dibicarakannya sah dan diperbolehkan menurut Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie.

"Menggunakan yang namanya SARA diperbolehkan oleh yang namanya Dewan Pembina KPU, Prof dr Jimly Asshiddiqie. Kenapa? karena ini zaman keterbukaan, karena ini zaman demokratisasi tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Rakyat, umat harus dijelaskan siapa calon pemimpin mereka, maka SARA dibenarkan," papar musisi yang dijuluki Satria Bergitar tersebut.

Rhoma mengungkapkan bahwa pasangan Foke-Nara adalah muslim tulen. Sedangkan, Jokowi meski muslim tetapi latar belakang keluarganya adalah non muslim seperti Ahok. Rhoma juga menegaskan bahwa Foke-Nara adalah orang Betawi, sementara saingannya bukan warga Betawi alias pendatang.

"Fauzi Bowo muslim, Nachrowi muslim. Fauzi Bowo Betawi, Nachrowi Betawi. Harus jelas, ini jaman keterbukaan. Calon kedua, Jokowi sama Ahok. Jokowi muslim tapi orangtuanya Kristen, suku bangsanya Jawa. Ahok suku bangsanya Cina, agamanya Kristen. Ini harus dijelaskan bahwa siapa pemimpin agar kita memilih pemimpin tidak seperti beli kucing dalam karung," ucap Rhoma dalam ceramahnya.

Di akhir ceramahnya, Rhoma meminta jamaah Masjid Al Isra untuk menyebarluaskan peringatan yang disampaikannya kepada seluruh umat muslim di Jakarta. Ia juga kembali mengingatkan jamaahnya bahwa memilih pemimpin adalah bagian dari ibadah. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei JSI, Prabowo Paling Pantas jadi Capres 2014

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler