RI - Malaysia Bersatu Lawan Diskriminasi Produk Kelapa Sawit

Jumat, 09 Agustus 2019 – 22:28 WIB
Presiden Jokowi dan PM Mahathir di Kuala Lumpur, Jumat (9/8). Foto: Setpres RI

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menghasilkan sejumlah kesepakatan. Salah satunya komitmen RI - Malaysia untuk bersama melawan diskriminasi produk kelapa sawit kedua negara.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut serta bersama presiden dalam kunjungan resmi ini menerangkan bahwa pembicaraan kedua pemimpin juga membicarakan pendidikan bagi para anak dari WNI dan tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia, dan upaya mengintensifkan negosiasi penyelesaian masalah perbatasan.

BACA JUGA: Ketika Jokowi Tumpangi Mobil yang Dikemudikan PM Mahathir

“Beberapa hal yang dibahas Presiden dan Perdana Menteri Malaysia antara lain diskusi mengenai masalah Community Learning Center (CLC),” ujar Retno setibanya di Hotel Ritz Carlton Millenia, Singapura, tetelah penerbangan dari Malaysia Jumat (9/8).

BACA JUGA: Kampanye Negatif Uni Eropa Pengaruhi Penghasilan Petani Kelapa Sawit Kaltim

BACA JUGA: Di Hadapan Prabowo, Jokowi Pamer Menang Telak di Bali

Sejauh ini Indonesia telah memiliki beberapa CLC di wilayah Sabah dan Serawak. Namun, untuk wilayah Semenanjung Malaysia, hingga saat ini masih belum terdapat CLC yang sangat penting bagi perkembangan pendidikan anak-anak Indonesia di negara itu. Untuk itu, Jokowi meminta bantuan PM Mahathir agar dapat membangun fasilitias tersebut.

“Isu ini sudah mulai dibahas oleh Presiden dan Perdana Menteri Malaysia sejak beberapa waktu yang lalu dan tadi pada saat pertemuan Presiden mengatakan bahwa Perdana Menteri Malaysia memberikan komitmen untuk memperhatikan permintaan Indonesia,” ucapnya.

BACA JUGA: Di Depan Prabowo, Jokowi Bicara Soal Kunci Sukses Jadi Negara Maju

Kemudian, dalam kesepakatan berikutnya, Presiden Jokowi dan PM Mahathir juga sepakat untuk bersatu dalam menghadapi diskriminasi produk kelapa sawit kedua negara oleh Uni Eropa.

“Kedua pemimpin memiliki komitmen yang tinggi untuk meneruskan perlawanan terhadap diskriminasi sawit,” tutur Retno.

Retno menjelaskan, Indonesia dan Malaysia memiliki komitmen tinggi dalam isu pengolahan dan pengelolaan sawit yang berkelanjutan. RI juga telah memiliki sertifikasi sawit dan data-data ilmiah yang dapat dipakai untuk perbandingan.

Sebagaimana diketahui, ASEAN dan Uni Eropa telah sepakat membentuk Working Group (WG) on Palm Oil. Indonesia menilai bahwa persamaan persepsi mengenai kerangka kerja WG tersebut penting untuk dilakukan. Tanpa persamaan persepsi dikhawatirkan WG tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan.

“Jadi pendekatan kita adalah pendekatan yang terbuka. Mari kita bekerja sama, tetapi ya sekali lagi, kalau ajakan kerja sama itu tidak dan terus menerus kita terdiskriminasi ya pastinya Indonesia dan Malaysia tidak akan diam. Kita akan melawan,” tegas Retno.

Selain itu, keduanya juga bersepakat untuk mengintensifkan pembicaraan dan negosiasi seputar masalah perbatasan kedua negara. Pembahasan soal perbatasan tersebut meliputi perbatasan di laut maupun darat.

Selepas kunjungan resmi ke Malaysia ini, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana langsung bertolak menuju Singapura memenuhi undangan perayaan hari nasional negara itu. Selain Jokowi, Sultan Brunei Darussalam dan PM Malaysia juga diundang serta hadir dalam perayaan.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Jangan Desak Saya untuk Sebut Pak Prabowo


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler