RI-PNG Kerja Sama ESDM

Rabu, 22 Mei 2013 – 03:32 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mengoptimalkan potensi migas dan pertambangan di area ujung timur Indonesia yang berbatasan dengan Papua Nugini (PNG).

Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Jero Wacik setelah bertemu Menteri BUMN dan Investasi PNG Ben Micah di Jakarta kemarin.     

Dia menyatakan pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari diskusi Presiden SBY dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O"Neill.  

"Mereka berencana menandatangani nota kesepahaman kedua negara Juni nanti," ujarnya.

Dalam konsep itu, kedua belah pihak bakal bekerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral. Misalnya pengembangan minyak bumi, gas alam, produk mineral, sampai energi pembangkit listrik.       

"Di perbatasan (antara Provinsi Papua Barat dengan Papua Nugini) ada kandungan migas dan mineral yang tinggi. Tapi sampai sekarang baru sedikit yang dieksplorasi. Karena itu, masing-masing punya keinginan untuk melakukan kerja sama," tambahnya.   

Untuk mendukung proyek tersebut, pemerintah berencana membangun infrastruktur. Sebab, infrastruktur menjadi alasan utama mengapa investor tak mau mendanai proyek di sana. Salah satu yang menjadi fokus adalah pembangunan jalan. Rencananya, bakal ada jalan sepanjang 200 kilometer di dekar perbatasan.  

"Proyeknya ditawarkan ke Indonesia. Sedangkan investornya dari Papua Nugini. Kalau nilai investasinya belum dihitung,"   katanya.     

Setelah itu, BUMN-BUMN dari kedua negara bakal mengaplikasikan kerja sama tersebut secara business to business. Dia menyebutkan, ada beberapa BUMN yang ditunjuk untuk menindaklanjuti kerja sama itu. Seperti PT Pertamina, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT PLN.  

"Cadangan migas di perbatasan harus dikembangkan dari sekarang. Dengan begitu, Indonesia masih punya produksi baru 10 tahun mendatang. Selain itu, kami ingin mengembangkan elektrifikasi di Papua Nugini,"   tuturnya.      

Hal tersebut didukung Ben Micah. Menurut dia, Papua Nugini memiliki potensi hidrokarbon yang cukup besar. Sayangnya, potensi itu baru dimanfaatkan ExxonMobil yang sedang menyelesaikan proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Papua Nugini.  

"Selain itu, cadangan emas dan perak kami cukup besar. Kami masuk 10 besar produsen emas terbesar di dunia. Karena itu, kerja sama ini pasti menguntungkan kedua negara,"   tambahnya. (bil/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Menkeu Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler