RI Tak Siap Adakan SEA Games

Peralatan Pertandingan Tidak Ada, Negara Peserta Kecewa

Minggu, 15 Mei 2011 – 08:01 WIB

JAKARTA - Pelaksanaan SEA Games 2011 di Palembang dan Jakarta ternyata masih menyisakan keruwetanSelain terungkapnya kasus suap proyek pembangunan wisma atlet yang menyeret mantan Sesmenpora Wafid Muharam sebagai tersangka, ternyata hingga sekarang dana untuk keperluan peralatan pertandingan belum kunjung cair.

"Sampai sekarang, peralatan untuk pertandingan belum ada

BACA JUGA: Stoner Tak Tersentuh

Padahal kurang berapa bulan lagi," kata Deputi I Ketua Panitia Lokal SEA Games (INASOC) Djoko Pramono dalam diskusi di Jakarta kemarin (14/5)


Selain peralatan pertandingan, perlengkapan latihan para atlet Indonesia pun masih banyak yang belum tersedia

BACA JUGA: Jose Mourinho Terpikat Chicharito

Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut, purnawirawan Marinir berpangkat mayjen itu khawatir jika prestasi atlet Indonesia nanti tidak maksimal
Dia juga was-was penyelenggaraan even olahraga terbesar di Asia Tenggara itu bakal terkatung-katung.

Menurut Djoko, semua itu karena dana yang dianggarkan belum juga turun

BACA JUGA: Bebaskan Pemain dari Agenda Latihan

Dia pun geram dengan sikap pemerintah yang terkesan setengah hati dalam penyiapan peralatan pertandinganDjoko mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk perlengkapan sekitar Rp 250 miliar

Selain masalah peralatan, beberapa venue SEA Games belum dibangunYang paling banyak belum dibangun adalah di Palembang"Yang belum dibangun adalah panjat tebing, bisbol, softball, atletik, menembak baru 30 persen, (kolam) renang baru 40 persen, ski air sama sekali belumJadi, semua masih (berupa) tanah-tanah," kata Djoko

Mantan ketua kontingen RI dalam SEA Games 1997 itu menerangkan bahwa proyek-proyek tersebut baru saja selesai proses tender"Bayangkan kalau baru selesai tender, apakah November bisa rampung?" tanyanya dengan nada tegas

Beberapa persoalan dalam perhelatan SEA Games di Jakarta dan Palembang pun juga menjadi sorotan negara-negara peserta SEA GamesDjoko mengakui, banyak menerima telepon dan surat elektronik (email) dari kontingen negara lain yang meragukan apakah SEA Games bisa berlangsung apa tidak"What happened in Indonesia?" kata Djoko menirukan pertanyaan yang diperoleh dari negara tetangga tentang pelaksanaan SEA Games

Menurut Djoko, kasus suap proyek wisma atlet dan lambannya persiapan sudah menjadi bahan tertawaan negara-negara di Asia TenggaraMeski demikian, Djoko meyakinkan peserta SEA Games, agar tidak terpengaruh dengan masalah yang mendera persiapan di IndonesiaDjoko juga mendesak agar aparat penegak hukum tetap menuntaskan kasus penyuapan tersebut

Di tempat yang sama, anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat Jeffri Riwu Kore mengaku kaget dengan kondisi persiapan SEA Games yang diungkapkan DjokoPadahal, menurut Jeffri, Komisi X sudah menyetujui semua anggaran pesta olahraga dua tahunan tersebut senilai total Rp 3,1 truliunJadi menurut Jeffri, seharunya dana tersebut sudah bisa dicairkan.

Nah, mendengar keterlambatan ini, Komisi X berencana akan memanggil pihak Kemenpora untuk mendengar keterangannya"Kami akan dengar keterangannya," ucap Jeffri

Sementara itu Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho mendesak agar KPK memdalami kasus penyuapan SesmenporaPria yang akrab disapa Econ menduga itu kasus tersebut tidak hanya terkait dengan tiga tersangka yang tertangkap tangan KPK melakukan praktik suap menyuapNamun juga melibatkan jaringan yang begitu luas
Menurut dia, proses tender pengadaan barang dan jasa sangat  membuka peluang adanya korupsi"Terutama untuk mengadaan infrastruktur di daerah," katanya

Econ beranggapan bahwa dalam proyek pengadaan barang dan jasa para kontraktor akan mempet pemerintah dan DPR agar bisa memenangkan proyek tersebutNah, dalam kasus suap Sesmenpora ini yang harus diungkap adalah mengapa para kontraktor yang sebelumnya ikut proyek tiba-tiba mengundurkan diri(kuh/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Malang Siap Berebut Ketum PSSI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler