“Kami ingin memberikan gambaran kepada masyarakat umum, tentang sejarah masuknya bangsa China di wilayah nusantara
BACA JUGA: Kritik Kunker DPR, Dubes RI di Swiss Disalahkan
Bahkan, kami juga akan menjelaskan tentang peninggalan arkeologis dari masa prasejarah hingga masa klasik yang mengandung unsur – unsur budaya China di Indonesia,” ungkap Wardiyatmo di dalam acara pembukaan pameran Color of Uniqueness di Museum Nasional, Jakarta, Senin (25/4).Wardiyatmo—mewakili Menbudpar karena berhalangan hadir tersebut menyebutkan, pameran yang akan berlangsung sejak 25 April – 31 Mei 2011 tersebut akan memamerkan sekitar 200 buah kolekso yang berasal dari Museum Nasional Indonesia (106 buah koleksi) dan Museum nasional Guangxi (92 buah koleksi) dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan (2 buah koleksi).
“Kami juga akan memberikan penjelasan mengenai akulturasi China dalam budaya di Indonesia yang terdapat pada kain/tekstil tradisional Nusantara
Lebih jauh Wardiyatmo menambahkan, secara khusus budaya Tionghoa sudah sangat kentara mewarnai budaya masyarkat Betawi yang dalam pergaulan sehari-hari banyak kata serapan yang berasal dari bahasa China dialek Fujian
BACA JUGA: Menpera Minta Pemda Ciptakan Ruang Terbuka Perkotaan
Contohnya gue/gua (saya), lu/elu (kamu), engkong (kakek), encek (panggilan pria China), centeng (tukang pukul bayaran), cabo (pelacur) dan kongkow (duduk sambil mengobrol santai)“Nah, dengan adanya kenyataan tersebut, maka pameran ini kami harapkan agar masyarakat dapat lebih menghayati perkembangan budaya bangsa dan keragamannya, dan juga menyadari bahwa dalam perkembangannya kebudayaan suatu bangsa akan mengalami akulturasi budaya
BACA JUGA: KY Jadwalkan Pemeriksaan Ahli Balistik dan IT
Sehingga budaya suatu bangsa semakin kata dan dapat meningkatkan apresiasi terhadap pelestarian budaya bendawi dam budaya non bendawi,” imbuhnya(cha/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Busyro Muqoddas Didesak untuk Mundur
Redaktur : Tim Redaksi