JAKARTA - Ancaman Amerika Serikat (AS) yang akan melaporkan Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan pembatasan impor daging sapi dan holtikultura dari AS, tak membuat Indonesia keder.
Bahkan Kementerian Perdagangan tidak akan berkompromi dengan negara adidaya itu.
Sinyal perlawanan ini disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo, ditemui di sela-sela konferensi pers persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri Ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO, di gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (21/3).
Menurut Iman, permasalahan kebijakan impor produk daging sapi dan hortikultura antara Indonesia dengan Amerika Serikat tidak akan dibawa ke Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO di Bali, Desember 2013 mendatang.
"Kalau di Bali nanti kita berbicara soal hasil pertemuan Doha sebelumnya. Masalah ini tidak terkait dengan yang WTO di Bali dan bisa dibahas kapan saja antara Amerika dan indonesia. Selesainya kapan ya kita lihat prosesnya lagi," kata Iman.
Dikatakannya, ada kemungkinan pemerintah Amerika Serikat akhir Maret ini minta pertemuan untuk membahas masalah ini. Tapi, tegasnya, Indonesia masih bisa bertahan untuk menolak pertemuan tersebut selama satu bulan berikutnya.
"Setelah satu bulan, kalau mereka ingin diadakan pertemuan ya bisa saja. Tapi Indonesia akan mencoba untuk merespon sedemikian rupa apa yang jadi concern Amerika, tanpa membuka kompromi dengan kepentingan kita yang prinsip," tegas Iman.
Dia menilai permasalahan ini bagian dari persoalan ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju yang tidak hanaya terjadi antara Indonesia dengan Amerika. Tapi juga terjadi antara negara berkembang dengan negara belum berkembang dan negara maju.
"Jadi saya pikir ini masalah ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju, bukan hanya masalah ekspor impor dua negara saja," tandasnya.
Diketahui, Amerika mengancam akan melaporkan Indonesia kepada WTO terkait sulitnya melakukan ekspor produk hortikultura dan produk daging karena pembatasan pelabuhan masuk. Namun oleh Amerika dianggap sebagai sebuah pelanggaran aturan WTO yang menyatakan perdagangan secara bebas.
Amerika Serikat juga sempat mengirimkan surat keluhan yang menyatakan Indonesia telah membuat kebijakan impor yang tidak adil karena membatasi ekspor Amerika Serikat dan melindungi pertanian Indonesia. (Fat/jpnn)
Bahkan Kementerian Perdagangan tidak akan berkompromi dengan negara adidaya itu.
Sinyal perlawanan ini disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo, ditemui di sela-sela konferensi pers persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri Ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO, di gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (21/3).
Menurut Iman, permasalahan kebijakan impor produk daging sapi dan hortikultura antara Indonesia dengan Amerika Serikat tidak akan dibawa ke Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO di Bali, Desember 2013 mendatang.
"Kalau di Bali nanti kita berbicara soal hasil pertemuan Doha sebelumnya. Masalah ini tidak terkait dengan yang WTO di Bali dan bisa dibahas kapan saja antara Amerika dan indonesia. Selesainya kapan ya kita lihat prosesnya lagi," kata Iman.
Dikatakannya, ada kemungkinan pemerintah Amerika Serikat akhir Maret ini minta pertemuan untuk membahas masalah ini. Tapi, tegasnya, Indonesia masih bisa bertahan untuk menolak pertemuan tersebut selama satu bulan berikutnya.
"Setelah satu bulan, kalau mereka ingin diadakan pertemuan ya bisa saja. Tapi Indonesia akan mencoba untuk merespon sedemikian rupa apa yang jadi concern Amerika, tanpa membuka kompromi dengan kepentingan kita yang prinsip," tegas Iman.
Dia menilai permasalahan ini bagian dari persoalan ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju yang tidak hanaya terjadi antara Indonesia dengan Amerika. Tapi juga terjadi antara negara berkembang dengan negara belum berkembang dan negara maju.
"Jadi saya pikir ini masalah ekonomi antara negara berkembang dengan negara maju, bukan hanya masalah ekspor impor dua negara saja," tandasnya.
Diketahui, Amerika mengancam akan melaporkan Indonesia kepada WTO terkait sulitnya melakukan ekspor produk hortikultura dan produk daging karena pembatasan pelabuhan masuk. Namun oleh Amerika dianggap sebagai sebuah pelanggaran aturan WTO yang menyatakan perdagangan secara bebas.
Amerika Serikat juga sempat mengirimkan surat keluhan yang menyatakan Indonesia telah membuat kebijakan impor yang tidak adil karena membatasi ekspor Amerika Serikat dan melindungi pertanian Indonesia. (Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serahkan Pengelolaan Blok Minyak Nasional ke BUMN dan BUMD
Redaktur : Tim Redaksi