jpnn.com, FLORES - Antusias anak-anak di Flores, Nusa Tenggara Timur terlihat cukup tinggi saat diminta menuliskan surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam gerakan #Ayomenulis.
Beragam coretan harapan mereka coba tuangkan. Seperti yang ditulis Julia Ule, murid kelas 4 SD Bena. “Kapan Bapak Presiden datang ke Kampung Bena?,” tulis Julia di Kampung Gurusina, Desa Watumanu, Kec. Jerebuu, Bajawa.
BACA JUGA: Speedboat Terbalik, Semua Penumpang Lompat ke Sungai termasuk Anak-anak
Pertanyaan serupa juga ditulis oleh Lusiana Rosa Mistika Mogi, 5B SDI Santo Yosef Maumere yang mempertanyakan kenapa Bapak Presiden batal terus mengunjungi Maumere.
“Bapak Jokowi itu hari bilang mau datang ke Maumere tapi kenapa Bapak Jokowi tidak jadi datang. Lain kali datang ke Maumere ya,” tulis Lusiana.
BACA JUGA: Jelang Iduladha, Sapi Paling Laris
Berbeda dengan Elisabeth Amanda, kelas VB SDI Kotauneng Maumere yang menuliskan surat ingin mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar dapat mewujudkan cita-citanya menjadi dokter.
“Saya punya cita-cita untuk sekolah dokter. Tetapi orang tua saya tidak mampu karena hanya seorang tukang ojek. Jadi saya mohon Bapak Presiden memberikan KIP.”
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Sudah Pamitan
Gerakan #Ayomenulis yang diinisiasi PT Standardpen Industries ini diikuti oleh ribuan anak Flores yang tersebar di Kabupaten Maumere dengan melibatkan 1500 anak, Kabupaten Ende 1000 anak, Kabupaten Ngada-Bajawa 1500 anak dan Kabupaten Manggarai ratusan anak.
“Kami berharap anak-anak Indonesia di Flores mulai mengenal kembali baca buku dan menuliskan cerita rakyat atau sesuai tradisi budaya, adat istiadat, atau kearifan lokal lainnya, atau pengalaman liburan mereka dengan tangan,” kata Shara Christanti, Public Relations PT Standardpen Industries yang ikut dalam kegiatan #ayomenulis di Jerebuu, Bajawa ini.
Ribuan surat anak-anak Flores ini ditujukan kepada Presiden RI, Joko Widodo agar harapan anak-anak tentang kehidupan yang rukun bisa terus terjaga di bumi Nusantara, juga keindahan alam Flores yang layak untuk dikunjungi oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk memupuk semangat menghargai perbedaan pada anak-anak, seperti melihat banyaknya keragaman bahasa, warna-warni pakaian daerah, bervariasinya makanan sampai cara beribadah,” papar Nury Sybli, pegiat literasi, yang lebih dikenal dengan Ibu Baca Tulis.(Jlo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukannya Memberi Contoh Baik, Pak Guru Malah Gituin Siswinya
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh