PADANG--Ribuan itik mati mendadak di Korong Kampung Lintang, Nagari Sunur, Kecamatan Nansabaris, Kabupaten Padangpariaman, dinyatakan positif flu burung berdasarkan hasil uji labor Balai Penyidik Ternak Veteriner Bukittinggi di Baso. Karena itu, warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Rabu (6/2), tim Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Dinas Kesehatan Padangpariaman bersama Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Sumbar turun ke lapangan memusnahkan itik tersebut.
Pada kesempatan itu, Dinas Peternakan Sumbar dan Dinas Kesehatan Padangpariaman juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat Nagari Sunur di Masjid Raya Koto Rajo.
Warga diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan serta diimbau segera memusnahkan itik suspect (terduga) flu burung. Beberapa waktu ke depan, Padangpariaman dinyatakan tertutup menerima pasokan anak itik dari daerah lain.
Kasi Perlindungan Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Dahlia mengatakan, jumlah itik yang dimusnahkan kemarin terdiri 169 ekor anak itik dan 167 ekor itik dewasa. Sampai saat ini, ternak itik yang mati mendadak di Nagari Sunur mencapai 1.207 ekor.
"Itik yang dimusnahkan akan diberikan kompensasi, masing-masing Rp 5.000 untuk anak itik dan Rp 10 ribu untuk itik dewasa atau yang telah bertelur," ungkap Dahlia.
Dahlia mengingatkan peternak agar segera memusnahkan itik yang mengalami gejala sakit atau mati mendadak. Jika tidak, dikhawatirkan bisa menular terhadap itik lainnya dan membahayakan keselamatan jiwa manusia. "Itik yang belum tertular, sebaiknya jangan dilepas. Biarkan saja dalam kandang," terangnya.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Peternakan Sumbar, Saharuddin dan Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Padangpariaman, Aspinuddin, di sela-sela kegiatan penyuluhan di Masjid Raya Koto Rajo Nagari Sunur, menyarankan masyarakat jangan bersentuhan langsung dengan itik yang diduga terjangkit virus flu burung, dan jangan membuang unggas mati di sembarang tempat. "Harus dimusnahkan dengan menggunakan pengaman. Baik itu sarung tangan ataupun masker," ujarnya.
Koordinator Tanggap Darurat Flu Burung Sumbar, Eni Haswita mengatakan, virus yang menyerang ternak itik di Nagari Sunur tergolong virus baru, jenis Clade 2.3. Berbeda dengan virus yang biasa menyerang ayam yang dikenal juga dengan Clade 2.1. Keduanya masih tergolong virus H5NI.
"Virus ini cukup berbahaya. Biasanya menyerang ternak jenis itik air, virus serupa sebelumnya juga pernah di temukan di daerah lain, seperti di Payakumbuh," terangnya.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Ali Amran mengatakan, hasil uji sampel di Balai Labor Bukittinggi di Baso menyatakan ribuan itik di Nagari Sunur terserang flu burung.
Sebagai antisipasi, dia telah menyurati seluruh UPTD dan mengimbau warga atau pengusaha itik di daerahnya tidak membeli bibit itik dari luar. "Sedangkan bibit ayam masih aman. Namun demikian, kami ingatkan peternak dan pedagang meningkatkan kebersihan kandang dengan melakukan penyemprotan disinfektan," serunya. Camat Nan Sabaris, Jhon Kenedy mengimbau masyarakat bekerja sama dengan petugas untuk mencegah penularan flu burung. (ris)
Rabu (6/2), tim Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Dinas Kesehatan Padangpariaman bersama Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Sumbar turun ke lapangan memusnahkan itik tersebut.
Pada kesempatan itu, Dinas Peternakan Sumbar dan Dinas Kesehatan Padangpariaman juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat Nagari Sunur di Masjid Raya Koto Rajo.
Warga diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan serta diimbau segera memusnahkan itik suspect (terduga) flu burung. Beberapa waktu ke depan, Padangpariaman dinyatakan tertutup menerima pasokan anak itik dari daerah lain.
Kasi Perlindungan Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Dahlia mengatakan, jumlah itik yang dimusnahkan kemarin terdiri 169 ekor anak itik dan 167 ekor itik dewasa. Sampai saat ini, ternak itik yang mati mendadak di Nagari Sunur mencapai 1.207 ekor.
"Itik yang dimusnahkan akan diberikan kompensasi, masing-masing Rp 5.000 untuk anak itik dan Rp 10 ribu untuk itik dewasa atau yang telah bertelur," ungkap Dahlia.
Dahlia mengingatkan peternak agar segera memusnahkan itik yang mengalami gejala sakit atau mati mendadak. Jika tidak, dikhawatirkan bisa menular terhadap itik lainnya dan membahayakan keselamatan jiwa manusia. "Itik yang belum tertular, sebaiknya jangan dilepas. Biarkan saja dalam kandang," terangnya.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Peternakan Sumbar, Saharuddin dan Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Padangpariaman, Aspinuddin, di sela-sela kegiatan penyuluhan di Masjid Raya Koto Rajo Nagari Sunur, menyarankan masyarakat jangan bersentuhan langsung dengan itik yang diduga terjangkit virus flu burung, dan jangan membuang unggas mati di sembarang tempat. "Harus dimusnahkan dengan menggunakan pengaman. Baik itu sarung tangan ataupun masker," ujarnya.
Koordinator Tanggap Darurat Flu Burung Sumbar, Eni Haswita mengatakan, virus yang menyerang ternak itik di Nagari Sunur tergolong virus baru, jenis Clade 2.3. Berbeda dengan virus yang biasa menyerang ayam yang dikenal juga dengan Clade 2.1. Keduanya masih tergolong virus H5NI.
"Virus ini cukup berbahaya. Biasanya menyerang ternak jenis itik air, virus serupa sebelumnya juga pernah di temukan di daerah lain, seperti di Payakumbuh," terangnya.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Padangpariaman, Ali Amran mengatakan, hasil uji sampel di Balai Labor Bukittinggi di Baso menyatakan ribuan itik di Nagari Sunur terserang flu burung.
Sebagai antisipasi, dia telah menyurati seluruh UPTD dan mengimbau warga atau pengusaha itik di daerahnya tidak membeli bibit itik dari luar. "Sedangkan bibit ayam masih aman. Namun demikian, kami ingatkan peternak dan pedagang meningkatkan kebersihan kandang dengan melakukan penyemprotan disinfektan," serunya. Camat Nan Sabaris, Jhon Kenedy mengimbau masyarakat bekerja sama dengan petugas untuk mencegah penularan flu burung. (ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor, 1 Tewas 5 Masih Tertimbun
Redaktur : Tim Redaksi