MATARAM–Pesatnya pertumbuhan penduduk di Kota Mataram belum diimbangi dengan kemampuan warganya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Pada tahun 2012, tercatat sekitar 12.872 kepala keluarga (kk) yang tersebar di enam kecamatan belum memiliki tempat tinggal sendiri.
Kepala Bidang Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Rumasih, menyebutkan, ribuan warga yang tidak memiliki rumah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya rendahnya daya beli masyarakat untuk membeli rumah sendiri, sehingga sebagian besar di antara mereka masih tinggal di rumah orang tua atau saudaranya dan sebagian lagi masih mengontrak.
“Daya beli masyarakat kita masih kurang,” katanya.
Menurutnya kondisi tersebut berpotensi menyebabkan munculnya kawasan pemukiman kumuh baru di Kota Mataram. Untuk mesiasati kekurangan rumah tersebut, pemerintah telah berupaya memberikan kemudahan bagi pihak pengembang untuk membangun perumahan melalui kredit bungan ringan. Namun, kebijakan ini sering terbentur harga tanah yang cukup mahal.
Upaya yang dilakukan pemerintah salama ini hanya dengan merelokasi rumah nelayan dan membangun kembali rusunawa di sejumlah lokasi di Kota Mataram, seperti di Turida, Kecamatan Sandubaya dengan kapasitas 198 kamar.
Dengan adanya rusanawa tersebut, dia berharap dapat mengurangi dampak kekumuhan kawasan dan tentunya kekurangan rumah dapat diatasi. “Harapan kita bisa mengurangi kekumuhan, kemudian mengurangi kekurangan rumah ini dan warga bisa tinggal di rumah yang layak,”katanya.
Rumasih menambahkan, jumlah rumah yang ada di Kota Mataram saat ini ada sekitar 89.519 unit. Terdiri atas 86.683 unit layak huni dan 2.836 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Untuk mengatasi rumah tidak layak huni sudah diupayakan melalui berbagai instansi yang ada. (cr-ili)
Kepala Bidang Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Rumasih, menyebutkan, ribuan warga yang tidak memiliki rumah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya rendahnya daya beli masyarakat untuk membeli rumah sendiri, sehingga sebagian besar di antara mereka masih tinggal di rumah orang tua atau saudaranya dan sebagian lagi masih mengontrak.
“Daya beli masyarakat kita masih kurang,” katanya.
Menurutnya kondisi tersebut berpotensi menyebabkan munculnya kawasan pemukiman kumuh baru di Kota Mataram. Untuk mesiasati kekurangan rumah tersebut, pemerintah telah berupaya memberikan kemudahan bagi pihak pengembang untuk membangun perumahan melalui kredit bungan ringan. Namun, kebijakan ini sering terbentur harga tanah yang cukup mahal.
Upaya yang dilakukan pemerintah salama ini hanya dengan merelokasi rumah nelayan dan membangun kembali rusunawa di sejumlah lokasi di Kota Mataram, seperti di Turida, Kecamatan Sandubaya dengan kapasitas 198 kamar.
Dengan adanya rusanawa tersebut, dia berharap dapat mengurangi dampak kekumuhan kawasan dan tentunya kekurangan rumah dapat diatasi. “Harapan kita bisa mengurangi kekumuhan, kemudian mengurangi kekurangan rumah ini dan warga bisa tinggal di rumah yang layak,”katanya.
Rumasih menambahkan, jumlah rumah yang ada di Kota Mataram saat ini ada sekitar 89.519 unit. Terdiri atas 86.683 unit layak huni dan 2.836 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Untuk mengatasi rumah tidak layak huni sudah diupayakan melalui berbagai instansi yang ada. (cr-ili)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Rumah di Warmare Terendam Banjir
Redaktur : Tim Redaksi