Ribuan Keluarga Tinggal Di Rumah Tak Layak Huni

Jumat, 12 Oktober 2012 – 09:59 WIB
KEFA, TIMEX-Komitmen duet kepemimpinan Bupati Raymundus Sau Fernandez-Aloysius Kobes untuk segera memperbaiki tingkat kesejahteraan 269.950 jiwa atau 67.921 KK yang tersebar di wilayah Kabupaten TTU hingga memasuki triwulan IV tahun 2012 masih  berada di bawah garis kehidupan yang layak. Betapa tidak, hingga saat ini terdapat 48.106 KK dari total KK di wilayah itu yang masih tinggal di rumah yang tidak layak huni. Data ini diungkapkan Sekda Jackobus Taek Amfotis saat menyampaikan sambutan bupati dalam kunjungan kerja Menteri Perumahan Rakyat RI H. Djan Faridz, awal pekan ini.

Dijelaskan total KK yang tinggal di rumah tidak layak huni sejak 2009 hingga 2011 lalu berjumlah 49253 KK. Angka ini menurut Sekda mengalami penurunan menjadi 48.106 KK seiring dengan bergulirnya bantuan perumahan direktif presiden sejak tahun anggaran 2009 lalu. Menurut Sekda kondisi rumah 48.106 KK yang ada saati ini belum memenuhi standar layak huni jika dilihat dari aspek kecukupan luas, kualitas dan kesehatan yang seharusnya dipenuhi sebuah bangunan rumah. Alasanya puluhan ribu rumah tersebut kondisi bangunannya masih berlantai tanah, beratapkan ijuk sebanyak 30 persen, dinding bambu dan bebak sekitar  70 persen.

"Semoga dengan kunjungan kerja bapak Menpera bisa memberi banyak informasi yang berguna bagi peningkatan komitmen dan sinergitas program dan  kegiatan pembangunan perumahan rakyat di kabupaten TTU,"ujar Taek Amfotis di hadapan Menpera RI.

Menurut Sekda, tingkat kemiskinan masyarakat Kabupaten TTU hingga saat ini masih tergolong tinggi. Hal ini terindikasi dengan masih sangat  banyak warga yang belum memiliki rumah layak huni akibat masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat yang secara rata-rata perhari sebesar Rp. 11.103. Selain itu menurut Sekda isu strategis lainnya yang ikut memperparah angka kemiskinan masyarakat TTU saat ini adalah  lemahnya ekonomi masyarakat, rendahnya pembangunan yang berwawasan lingkungan, minimnya SDM  masyarakat, minimnya infrastruktur, belum berkembang kawasan strategis daerah penataan ruang kota dan  pembangunan kawasan pesisir.

Diakui Pemkab TTU telah berusaha melalui berbagai strategi dengan mengotimalkan bidang pertanian sebagai jalan utama dengan memberdayakan petani dalam pengelolaan sumber daya yang ada dengan diikuti dengan pola pendampingan yang tepat melalui spirit gerakan cinta petani menuju pensiun petani. Upaya lainnya adalah pengembangan pertanian dengan melalui beberapa intervensi antara lain kebijakan khusus PKP dan program Desa Mandiri yang disebut Sari Tani.

Selain itu menurut Sekda, pemerintah kabupaten TTU juga telah berusah melalui berbagai cara yaitu pembangunan utilitas lingkungan yang menjadi kebutuhan masyarakat seperti perumahan layak huni, sarana prasarana telekomunikasi informatika dan jaringan air bersih. Salah satu faktor penyebab adalah keterbatasan daya beli masyarakat dan kemampuan keuangan daerah yang masih butuh bantuan pemerintah pusat. "Pemerintah daerah dan masyarakat berkomitmen bahwa bantuan dan subsidi perumahan pemerintah tersebut harus tepat sasaran,"tegas Sekda. (ogi/boy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Paket Isi Peluru Meledak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler