jpnn.com, BANTUL - Kepergian seniman multitalenta asal Yogyakarta Djaduk Ferianto membawa rasa kehilangan tersendiri bagi orang-orang yang selama ini menghargai karya-karyanya.
Jenazah Djaduk Ferianto hari ini juga disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiharjo Kasihan, Bantul di makam keluarga di Sembungan, Kasihan, Bantul pada pukul 15.00 WIB.
BACA JUGA: Kenangan Butet Kartaredjasa tentang Sang Adik Djaduk Ferianto
Ribuan pentakziah turut mengiringi proses pemakaman almarhum aktor film asal Yogyakarta itu.
Djaduk Ferianto yang terkenal itu memang mendapat tempat spesial di hati semua orang termasuk keluarga besarnya.
BACA JUGA: Djaduk Ferianto Meninggal, Tompi Kenang saat Ngopi di Belakang Panggung
Suci Senanti, keponakannya mengatakan, almarhum Djaduk dikenal sebagai seorang yang suka guyon atau bercanda baik terhadap rekan sesama seniman maupun kerabat keluarga.
"Pak Djaduk itu orangnya suka guyon (bercanda), (kalau ketemu) pasti guyon, semua orang di 'bully'," kata Suci di rumah duka wilayah Dusun Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu.
Bahkan, menurut anak kedua seniman Butet Kertadjasa yang merupakan kakak kandung almarhum Djaduk, ada salah satu kerabat keluarga yang sering mendapat sasaran guyonan dan bully-an.
"Yang paling sering di-bully itu ibuku. Makanya tadi datang ke sini (rumah duka), saya masih tidak percaya, bangun-bangun, nanti yang mem-bully ibu siapa, bangun, sudah to gak usah guyon," sambung Puti Lokita, anak Elia Gupita, saudara Djaduk.
Meski awalnya masih tidak mempercayai bahwa Djaduk telah tiada, tetapi akhirnya keluarga menerima kepergiannya.
Apalagi, kata Suci, Djaduk selama ini juga dikenal sebagai seorang yang kocak dan lucu.
Djaduk Ferianto meninggal dunia karena mengalami serangan jantung pada Rabu (13/11) pukul 02.30 WIB karena (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia