DEMAK – Banjir bandang yang melanda kecamatan Mijen dan sebagian Wedung tiga hari terakhir ini semakin membuat para korban mengalami kesulitan. Air banjir yang bertambah tinggi membuat jumlah pengungsi semakin bertambah.
Ini terlihat di Desa Jleper dan Desa Ngelokulon, Kecamatan Mijen yang mengalami akibat terparah dari banjir akibat jebolnya tanggul kali Wulan tersebut pada Selasa (9/4) lalu.
Ribuan pengungsi nampak mendirikan tenda-tenda darurat di tanggul maupun tempat-tempat yang lebih tinggi dan kering. Sedangkan yang memiliki saudara yang ada di luar Mijen, memilih untuk tinggal di tempat saudara mereka.
Ngadulah (65) salah seorang pengungsi mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan logistik dan air bersih dan juga tenda penampungan yang layak. Karena dari pengamatan yang ada tnda-tenda yang dibangunpun sangatlah tidak layak, beberapa memang ada yang menggunakan terpal sehingga lebih terlindung dari panas dan hujan. Namun ada yang menggunakan bekas karung pupuk yang kemudian disambung-sambung hingga menjadi sebuah tenda yang cukup untuk satu keluarga saja. Jika hujan bocor disana-sini dan jika panas akan terasa sumpek.
Meski demikian pos kesehatan yang ada, sudah mulai memberikan pelayan sejak kemarin dengan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang mengeluh sakit. Mulai dari flu, ispa, batuk, pusing, hingga diare langsung ditangani oleh petugas yang ada. Ada sekitar 50 warga yang datang untuk berobat di posko kesehatan tersebut.
Yang miris justru bantuan logistik yang dirasa sangat kurang oleh warga pengungsi. Sehari kemarin, mereka hanya menyantap masing-masing satu bungkus mie instan tanpa tahu besok akan dapat makan atau tidak. Hal ini dikarenakan penyebaran logistik yang dirasa tidak merata oleh warga korban banjir. Untuk itu warga mengharapkan petugas lebih mengutamakan wilayah yang menjadi korban terparah dari bencana banjir yakni di Jleper dan Ngelokulon.
Ketinggian air sendiri terus bertambah sehingga mengakibatkan warga yang semula enggan mengungsi, terpaksa harus berubah pikiran. Mereka diungsikan dengan menggunakan perahu karet dari tim SAR yang terus berkeliling di desa-desa mencari warga yang terjebak banjir. Seperti keluarga Hermawan (38) dan Solekah (37) keduanya warga RT 02 RW 02 Desa Jleper yang terjebak banjir sejak kemarin. Padahal Solekah baru saja melahirkan bayinya yang kini baru berumur 22 hari. Bayi yang diberi nama Mohamad Fahri Afel tersebut diselamatkan bersama kedua orang tuanya dan neneknya mbah Karmonah.
Sebelumnya rumah Hermawan hanya terendam banjir setinggi 80 cm saja pada awalnya. Namun malam kemarin air terus meninggi hingga ketinggian 1,5 meter yang mengharuskannya menyelamatkan diri dan keluarganya.
“Kamis malam sebenarnya kami mau mengungsi, namun karena ada bayi yang masih berumur 22 hari kami tunda hingga pagi harinya. Barulah setelah cuaca cerah, kami mau mengungsi bersama yang lain,” jelas Hermawan.
Penyelamatan ini sendiri sempat terhenti karena perahu karet milik tim SAR yang bocor terkena pagar runcing milik warga. Akibat aliran air yang sangat deras, maka perahu karet menjadi sangat susah dikendalikan sehingga menghantam pagar milik warga yang kebetulan runcing. Akibatnya bagian kanan belakang perahu karet menjadi sobek dan harus diperbaiki. Untuk selanjutnya tim SAR yang diwakili oleh Mahesa akan menunggu bantuan dari Semarang. Derasnya arus banjir menjadi masalah tersendiri bagi tim SAR, karena harus berjibaku mengarahkan kapal karet untuk tidak hanyut bersama aliran air.
Bantuan sendiri kemarin terus berdatangan dari pihak luar, diantaranya datang dari DPC PKB Demak, Parade Nusantara, Garda Bangsa, caleg DPR-RI Fatkan Subki yang membawa 170 dus mis instan, 50 dus roti, dan ratusan nasi bungkus yang rencananya akan didistribusikan ke warga korban banjir.
“Bantuan ini akan kami bawa ke posko utama dan disana sudah ada tim kami yang akan menyebarkannya ke lokasi-lokasi yang membutuhkan,” jelas M Basor selaku ketua Parade Nusantara.
Selain itu, bantuan juga datang dari DPC PKS, DPC Gerindra Demak serta Satria Jepara yang diwakili oleh bendahara partai Gerindra Muntohar dan wakil bendahara DPD Gerindra jateng Sri Hartini yang yang bantuan berupa 200 dus mi instan.(jatengpos/jpnn)
Ini terlihat di Desa Jleper dan Desa Ngelokulon, Kecamatan Mijen yang mengalami akibat terparah dari banjir akibat jebolnya tanggul kali Wulan tersebut pada Selasa (9/4) lalu.
Ribuan pengungsi nampak mendirikan tenda-tenda darurat di tanggul maupun tempat-tempat yang lebih tinggi dan kering. Sedangkan yang memiliki saudara yang ada di luar Mijen, memilih untuk tinggal di tempat saudara mereka.
Ngadulah (65) salah seorang pengungsi mengatakan bahwa mereka sangat membutuhkan bantuan logistik dan air bersih dan juga tenda penampungan yang layak. Karena dari pengamatan yang ada tnda-tenda yang dibangunpun sangatlah tidak layak, beberapa memang ada yang menggunakan terpal sehingga lebih terlindung dari panas dan hujan. Namun ada yang menggunakan bekas karung pupuk yang kemudian disambung-sambung hingga menjadi sebuah tenda yang cukup untuk satu keluarga saja. Jika hujan bocor disana-sini dan jika panas akan terasa sumpek.
Meski demikian pos kesehatan yang ada, sudah mulai memberikan pelayan sejak kemarin dengan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang mengeluh sakit. Mulai dari flu, ispa, batuk, pusing, hingga diare langsung ditangani oleh petugas yang ada. Ada sekitar 50 warga yang datang untuk berobat di posko kesehatan tersebut.
Yang miris justru bantuan logistik yang dirasa sangat kurang oleh warga pengungsi. Sehari kemarin, mereka hanya menyantap masing-masing satu bungkus mie instan tanpa tahu besok akan dapat makan atau tidak. Hal ini dikarenakan penyebaran logistik yang dirasa tidak merata oleh warga korban banjir. Untuk itu warga mengharapkan petugas lebih mengutamakan wilayah yang menjadi korban terparah dari bencana banjir yakni di Jleper dan Ngelokulon.
Ketinggian air sendiri terus bertambah sehingga mengakibatkan warga yang semula enggan mengungsi, terpaksa harus berubah pikiran. Mereka diungsikan dengan menggunakan perahu karet dari tim SAR yang terus berkeliling di desa-desa mencari warga yang terjebak banjir. Seperti keluarga Hermawan (38) dan Solekah (37) keduanya warga RT 02 RW 02 Desa Jleper yang terjebak banjir sejak kemarin. Padahal Solekah baru saja melahirkan bayinya yang kini baru berumur 22 hari. Bayi yang diberi nama Mohamad Fahri Afel tersebut diselamatkan bersama kedua orang tuanya dan neneknya mbah Karmonah.
Sebelumnya rumah Hermawan hanya terendam banjir setinggi 80 cm saja pada awalnya. Namun malam kemarin air terus meninggi hingga ketinggian 1,5 meter yang mengharuskannya menyelamatkan diri dan keluarganya.
“Kamis malam sebenarnya kami mau mengungsi, namun karena ada bayi yang masih berumur 22 hari kami tunda hingga pagi harinya. Barulah setelah cuaca cerah, kami mau mengungsi bersama yang lain,” jelas Hermawan.
Penyelamatan ini sendiri sempat terhenti karena perahu karet milik tim SAR yang bocor terkena pagar runcing milik warga. Akibat aliran air yang sangat deras, maka perahu karet menjadi sangat susah dikendalikan sehingga menghantam pagar milik warga yang kebetulan runcing. Akibatnya bagian kanan belakang perahu karet menjadi sobek dan harus diperbaiki. Untuk selanjutnya tim SAR yang diwakili oleh Mahesa akan menunggu bantuan dari Semarang. Derasnya arus banjir menjadi masalah tersendiri bagi tim SAR, karena harus berjibaku mengarahkan kapal karet untuk tidak hanyut bersama aliran air.
Bantuan sendiri kemarin terus berdatangan dari pihak luar, diantaranya datang dari DPC PKB Demak, Parade Nusantara, Garda Bangsa, caleg DPR-RI Fatkan Subki yang membawa 170 dus mis instan, 50 dus roti, dan ratusan nasi bungkus yang rencananya akan didistribusikan ke warga korban banjir.
“Bantuan ini akan kami bawa ke posko utama dan disana sudah ada tim kami yang akan menyebarkannya ke lokasi-lokasi yang membutuhkan,” jelas M Basor selaku ketua Parade Nusantara.
Selain itu, bantuan juga datang dari DPC PKS, DPC Gerindra Demak serta Satria Jepara yang diwakili oleh bendahara partai Gerindra Muntohar dan wakil bendahara DPD Gerindra jateng Sri Hartini yang yang bantuan berupa 200 dus mi instan.(jatengpos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpidana Mati Tewas Sebelum Dieksekusi
Redaktur : Tim Redaksi