PADANG--Usai dilakukan pemeriksaan uji cepat (rapid test) dan uji banding di laborarium Balai Pengembangan dan Penelitian Veteriner (BPPV), ribuan unggas (itik) mati mendadak di Kota Panjang Kecamatan Lamposi Tiga Nagari (Latina) Payakumbuh, positif Avian Influenza (AI).
Untuk menimalisir dampak penularannya, Dinas Peternakan Sumbar dan Dinas Pertanian Payakumbuh telah melokalisir titik kejadian dengan radius 500 meter dengan melakukaan bio security. Peternak diminta terus menjaga kebersihan kandang dan melakukan bio security minimal sekali seminggu.
"Tim dari Dinas Peternakan Sumbar dan BPPV telah turun ke lokasi. Saat rapid test dilakukan memang sudah positif AI. Namun kami berusaha melakukan pengujian kembali dengan melakukan uji banding di laboratarium, hasilnya tetap sama," ujar Kabid Keswan Dinas Peternakan Sumbar Abdul Kamil kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), Selasa (1/1).
Ia menyebutkan terjangkitnya AI, akibat peternak mendapatkan drop unggas dari daerah yang dilarang memasukan unggas di Sumbar. Katanya, kesalahan ini, bukan akibat kesalahan peternak, sebab peternak mendapatkan unggas dari DO di Piobang. Sementara DO unggas di Piobang mendapatkan unggas dari DO dari Lampung.
"Itu penelurusan kami ke DO,tempat peternak mendapatkan unggas. Sehingga, munculnya kematian unggas secara mendadak dalam jumlah besar. Sebetulnya di tempat masyarakat atau dikandang milik Pak Am sudah dua bulan kejadian unggas mati mendadak, tapi dalam jumlah yang relatif sedikit," ucapnya.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas, Dinas Peternakan sudah meminta agar peternak tidak lagi menerima DO Unggas dari daerah Lampung.Karena Pemprov Sumbar sudah melarang mengiriman unggas dar pulau Jawa masuk ke Sumbar.
"Kita sebetulnya sudah mengeluarkan larangan agar pengadaan unggas tidak boleh berasal dar Pulau Jawa,karena disana ditemukan kasus unggas yang mat mendasak.DO di piobang mendrop unggas itu,sebelum kebijakan itu kami keluarkan.Sehingga,inilah yang terjadi sekarang," ucapnya.
Kamil menghimbau agar peternak dan masyarakat tidak perlu panik dengan keluar positifnya hasil pemeriksaan terhadap unggas yang mati mendadak di Payakumbuh. Karena,Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian Payakumbuh,telah memperketat surveilans dan melakukan lokalisasi.Dengan lokalisasi tersebut,maka penanggulangan terhadap ancaman virus AI dapat lebih mudah. Dilokasi ditemukan AI positif,Dinas Peternakan Sumbar telah memberikan perhatian dan penanganan khusus.
"Petugas Participatory Disease Surveillance Response (PDSR) pantau perkembangan flu burung sampai ke tingkat nagari,"ucapnya
Kasus flu burung di Sumbar telah mengalami penurunan secara significant,namun penurunan itu perlu diwaspadai.Sebab,ada kecendrungan mutasi virus flu burung.Jika sebelumnya,unggas hanya hewan perantara penyebaran flu burung, sekarang sudah menjadi hewan yang menularkan flu burung ke manusia dan bisa menyebabkan kematian.
Saat ini, pemantauan terhadap penyebaran flu burung telah dilakukan pemantauan oleh tim PDSR.Diharapkan dengan pengawasan yang ketat ini,maka penularan penyakit flu burung dapat diminimalisir.Tahun 2011 lalu,bahkan Sumbar merupakan daerah positif paling tinggi di Indonesia,namun di tahun 2012 ini telah terjadi penurunan 70 persen di banding tahun lalu.
"Pengalaman di tahun 2011 lalu,tentunya jadi pelajaran bagi kami.Makanya,kita terus melakukan upaya pencegahan.Alhamdulillah, upaya yang kita lakukan telah menunjukan hasil yang mengembirakan,"tuturnya.
Sebutnya, kendati ada ribuan unggas mati mendadak di Payakumbuh, namun hal itu belum dapat dikatakan wabah.Karena, sesuai dengan aturan yang berlaku,kalau dikatakan wabah apabila telah 50 persen kelurahan di Payakumbuh terjangkit AI.Sedangkan hasil rapid dan uji banding dilaboratarium baru satu kelurahan yang ditemukan kasus AI.
Selain itu,kategori wabah lainnya adalah apabila selama ini tidak ada AI, selama 2 tahun, kemudian ditemukan kembali kasus flu burung, baru dapat dikategorikan wabah. "Di Sumbar kan memang setiap tahun masih ditemukan kasus flu burung, walau jumlah kasus yang ditemukan semakin menurun," tuturnya.
Adapun langkah yang dilakukan peternak dalam melakukan antisipasi adalah dengan melakukan bio security secara rutin,minimal satu kali dalam seminggu.Namun, jika dalam kondisi yang tidak seperti ini yakni tidak banyak unggas yang mati mendadak, aturan itu bisa diperlonggar, menjaga kebersihan kandang, tidak memperbolehkan oranglain masuk kandang kecuali petugas. Sebab, unggas agak sensitif dan sangat mudah terjadi perpindahan virus ke unggas.
"Orang yang flu tidak boleh masuk ke kandang karena bisa menularkan penyakit pada unggas. Jika para peternak melakukan protap ini, maka penularan terhadap virus AI dapat diminimalisir,"ucapnya. (ayu)
Untuk menimalisir dampak penularannya, Dinas Peternakan Sumbar dan Dinas Pertanian Payakumbuh telah melokalisir titik kejadian dengan radius 500 meter dengan melakukaan bio security. Peternak diminta terus menjaga kebersihan kandang dan melakukan bio security minimal sekali seminggu.
"Tim dari Dinas Peternakan Sumbar dan BPPV telah turun ke lokasi. Saat rapid test dilakukan memang sudah positif AI. Namun kami berusaha melakukan pengujian kembali dengan melakukan uji banding di laboratarium, hasilnya tetap sama," ujar Kabid Keswan Dinas Peternakan Sumbar Abdul Kamil kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), Selasa (1/1).
Ia menyebutkan terjangkitnya AI, akibat peternak mendapatkan drop unggas dari daerah yang dilarang memasukan unggas di Sumbar. Katanya, kesalahan ini, bukan akibat kesalahan peternak, sebab peternak mendapatkan unggas dari DO di Piobang. Sementara DO unggas di Piobang mendapatkan unggas dari DO dari Lampung.
"Itu penelurusan kami ke DO,tempat peternak mendapatkan unggas. Sehingga, munculnya kematian unggas secara mendadak dalam jumlah besar. Sebetulnya di tempat masyarakat atau dikandang milik Pak Am sudah dua bulan kejadian unggas mati mendadak, tapi dalam jumlah yang relatif sedikit," ucapnya.
Untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas, Dinas Peternakan sudah meminta agar peternak tidak lagi menerima DO Unggas dari daerah Lampung.Karena Pemprov Sumbar sudah melarang mengiriman unggas dar pulau Jawa masuk ke Sumbar.
"Kita sebetulnya sudah mengeluarkan larangan agar pengadaan unggas tidak boleh berasal dar Pulau Jawa,karena disana ditemukan kasus unggas yang mat mendasak.DO di piobang mendrop unggas itu,sebelum kebijakan itu kami keluarkan.Sehingga,inilah yang terjadi sekarang," ucapnya.
Kamil menghimbau agar peternak dan masyarakat tidak perlu panik dengan keluar positifnya hasil pemeriksaan terhadap unggas yang mati mendadak di Payakumbuh. Karena,Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian Payakumbuh,telah memperketat surveilans dan melakukan lokalisasi.Dengan lokalisasi tersebut,maka penanggulangan terhadap ancaman virus AI dapat lebih mudah. Dilokasi ditemukan AI positif,Dinas Peternakan Sumbar telah memberikan perhatian dan penanganan khusus.
"Petugas Participatory Disease Surveillance Response (PDSR) pantau perkembangan flu burung sampai ke tingkat nagari,"ucapnya
Kasus flu burung di Sumbar telah mengalami penurunan secara significant,namun penurunan itu perlu diwaspadai.Sebab,ada kecendrungan mutasi virus flu burung.Jika sebelumnya,unggas hanya hewan perantara penyebaran flu burung, sekarang sudah menjadi hewan yang menularkan flu burung ke manusia dan bisa menyebabkan kematian.
Saat ini, pemantauan terhadap penyebaran flu burung telah dilakukan pemantauan oleh tim PDSR.Diharapkan dengan pengawasan yang ketat ini,maka penularan penyakit flu burung dapat diminimalisir.Tahun 2011 lalu,bahkan Sumbar merupakan daerah positif paling tinggi di Indonesia,namun di tahun 2012 ini telah terjadi penurunan 70 persen di banding tahun lalu.
"Pengalaman di tahun 2011 lalu,tentunya jadi pelajaran bagi kami.Makanya,kita terus melakukan upaya pencegahan.Alhamdulillah, upaya yang kita lakukan telah menunjukan hasil yang mengembirakan,"tuturnya.
Sebutnya, kendati ada ribuan unggas mati mendadak di Payakumbuh, namun hal itu belum dapat dikatakan wabah.Karena, sesuai dengan aturan yang berlaku,kalau dikatakan wabah apabila telah 50 persen kelurahan di Payakumbuh terjangkit AI.Sedangkan hasil rapid dan uji banding dilaboratarium baru satu kelurahan yang ditemukan kasus AI.
Selain itu,kategori wabah lainnya adalah apabila selama ini tidak ada AI, selama 2 tahun, kemudian ditemukan kembali kasus flu burung, baru dapat dikategorikan wabah. "Di Sumbar kan memang setiap tahun masih ditemukan kasus flu burung, walau jumlah kasus yang ditemukan semakin menurun," tuturnya.
Adapun langkah yang dilakukan peternak dalam melakukan antisipasi adalah dengan melakukan bio security secara rutin,minimal satu kali dalam seminggu.Namun, jika dalam kondisi yang tidak seperti ini yakni tidak banyak unggas yang mati mendadak, aturan itu bisa diperlonggar, menjaga kebersihan kandang, tidak memperbolehkan oranglain masuk kandang kecuali petugas. Sebab, unggas agak sensitif dan sangat mudah terjadi perpindahan virus ke unggas.
"Orang yang flu tidak boleh masuk ke kandang karena bisa menularkan penyakit pada unggas. Jika para peternak melakukan protap ini, maka penularan terhadap virus AI dapat diminimalisir,"ucapnya. (ayu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bulog Ancam Stop Distribusi Raskin
Redaktur : Tim Redaksi