Ribuan Warga di Tabang Kukar Terisolasi Banjir, Pemerintah Belum Berikan Bantuan

Jumat, 20 Mei 2022 – 19:22 WIB
Akses menuju desa-desa di Kecamatan Tabang, Kukar, Kaltim diterjang banjir dengan arus cukup deras, membuat sebanyak 4.910 kepala keluarga terisolasi belum menerima bantuan. Foto: Kapolsek Tabang Iptu Joko Sulaksono

jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Banjir yang melanda 18 Desa di Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, Kaltim masih berlangsung hingga Jumat (20/5) sore.

Di hari keempat, air terpantau bertahan di ketinggian 50 sentimeter hingga 1,5 meter.

BACA JUGA: Karyawan JNE Curiga dengan Paket yang Dikirim Seorang Pemuda, Terungkap

Informasi dihimpun, tercatat ada sebanyak 4.910 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di ujung utara wilayah Kukar tersebut.

Seluruh warga yang rumahnya terendam banjir kini sudah tidak bisa bertahan lagi.

BACA JUGA: 18 Desa di Tabang Kukar Terendam Banjir Tiga Hari, Ribuan Jiwa Terdampak

Sebagian besar warga, kini lebih memilih untuk mengungsi, ketimbang bertahan di rumah mereka.

Pasalnya, banjir yang sudah merendam pemukiman sejak Selasa (17/5) lalu, kini mulai rentan membuat warga sakit.

Sebab, suhu cukup dingin terjadi di malam hari, dapat membuat warga mudah terserang ragam penyakit.

Kendati banjir sudah melanda selama empat hari, warga masih belum juga menerima bantuan dari pemerintah setempat.

Kapolsek Tabang Iptu Joko Sulaksono menyampaikan, selama banjir menerjang warga hanya mengandalkan persediaan makanan mereka sendiri. Sementara banjir yang masih bertahan hingga di hari keempat membuat stok makanan warga mulai menipis.

"Tapi tadi dapat informasi, kalau Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara rencananya mau kirimkan bantuan ke lokasi banjir di Kembang Janggut dan Tabang. Seperti logistik makanan, obat-obatan dan lainnya. Semoga bisa segera sampai ke warga," ungkapnya dikonfirmasi JPNN.com, Jumat.

“Untuk saat ini masyarakat masih bertahan dengan persediaan yang masih ada, tetapi karena cuaca seperti ini tidak menutup kemungkinan pendistribusian terhambat," sambungnya.

Iptu Joko menjelaskan penyebab terhambatnya pendistribusian logistik ke warga, dikarenakan beberapa titik akses menuju ke desa-desa di Kecamatan Tabang tidak bisa dilalui akibat diterjang banjir.

"Karena memang ada beberapa titik yang sangat deras arusnya, jadi sangat sulit sekali untuk menuju lokasi banjir di sini (Tabang)," jelasnya.

Iptu Joko mengatakan dari data yang dihimpun pihaknya, ada sebanyak 4.910 KK terdampak banjir. Sebagian besar warga kini memilih mengungsi ke sejumlah fasilitas umum ataupun ke rumah kerabat yang berlokasi di tempat lebih tinggi.

"Saat ini warga mengungsi ke fasilitas yang berada di lokasi tinggi dan rumah warga yang lokasi tinggi. Kebanyakan warga mengungsi yang tinggal di pinggi Sungai Belayan. Namun, masih ada sebagian warga yang bertahan di rumahnya untuk menjaga barang-barang berharga mereka," terangnya.

Sementara itu, untuk ketinggian air bervariasi, di kisaran 60 sentimeter hingga 1,5 meter. Pihak Kecamatan, Koramil dan Polsek Tabang saat ini mulai membangun posko pengungsi dan dapur umum, yang berpusat di Desa Bilatalang, Kecamatan Tabang.

"Karena memang, dari 19 desa, hanya desa ini saja yang tidak terdampak banjir karena lokasinya berada lebih tinggi," katanya.

Sebagimana diketahui, banjir yang melanda 18 desa di Kecamatan Tabang, Kukar diakibatkan intensitas hujan deras yang cukup tinggi dan meluapnya air Sungai Pedohon dan Sungai Belayan. (mcr14/jpnn)


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Arditya Abdul Aziz

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler