JAKARTA - Kalangan anggota Komisi III DPR meminta 13 komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) segera mundur dari posisi mereka di komisi yang dipayuni UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM itu. Jika dalam sepekan para komisioner tak bisa menyelesaikan persoalan terkait pemilihan Ketua Komnas HAM, maka lebih baik mengundurkan diri.
"Saya memberi waktu selama satu minggu bagi komisioner Komnas HAM untuk menentukan dan menyelesaikan persoalan internalnya berebut jabatab Ketua Komnas HAM. Jika tidak selesai, sebaiknya mundur bersama-sama," kata Nudirman Munir, saat rapat Komisi III DPR dengan Komnas HAM, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (11/2).
Menurutnya, dengan mundurnya seluruh anggota komisioner, maka Komisi III dengan sendirinya akan memberi priotas utama untuk menyeleksi calon anggota Komnas HAM baru. "Kita pilih yang lebih kredibel," ujar politisi Golkar itu.
Keprihatinan yang sama juga diungkap oleh politisi PDI-Perjuangan, Trimedya Panjaitan. Bahkan Trimedya mengaku menyesal karena telah memberi dukungan dan persetujuan kepada 13 komisioner Komnas HAM periode 2012-2017 itu.
"Saya hari ini prihatin dan menyesal telah menyetujui komisioner Komnas HAM ini jika kenyataannya sekarang mereka ribut di internal karena masalah jabatan dan fasilitas," katanya.
Padahal untuk menetapkan 13 Komisioner Komnas itu, lanjut Trimedya, DPR telah melakukan debat yang cukup panjang hingga menghabiskan waktu sampai tiga bulan. "Saat itu ada usulan anggota Komnas HAM 20 orang, ada lagi cukup lima orang. Dan akhirnya diputuskan 13 orang, sama dengan jumlah komisioner Komnas HAM periode lalu yang berjumlah 13 orang," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mempertanyakan keputusan internal Komnas HAM yang menetapkan bahwa masa jabatan Ketua Komnas hanya satu tahun. "Terhadap keputusan itu, saya meminta penjelasan yang logis dan rasional soal penentuan masa jabatan Ketua Komnas HAM yang hanya satu tahun itu," tegas Trimedya.
Sementara politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengamcam pembekuan Komnas HAM jika persoalan tidak segera diselesaikan. "Kalau ribut terus, kita bekukan saja anggarannya sampai masalahnya benar-benar selesai," saran Bambang. (fas/jpnn)
"Saya memberi waktu selama satu minggu bagi komisioner Komnas HAM untuk menentukan dan menyelesaikan persoalan internalnya berebut jabatab Ketua Komnas HAM. Jika tidak selesai, sebaiknya mundur bersama-sama," kata Nudirman Munir, saat rapat Komisi III DPR dengan Komnas HAM, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (11/2).
Menurutnya, dengan mundurnya seluruh anggota komisioner, maka Komisi III dengan sendirinya akan memberi priotas utama untuk menyeleksi calon anggota Komnas HAM baru. "Kita pilih yang lebih kredibel," ujar politisi Golkar itu.
Keprihatinan yang sama juga diungkap oleh politisi PDI-Perjuangan, Trimedya Panjaitan. Bahkan Trimedya mengaku menyesal karena telah memberi dukungan dan persetujuan kepada 13 komisioner Komnas HAM periode 2012-2017 itu.
"Saya hari ini prihatin dan menyesal telah menyetujui komisioner Komnas HAM ini jika kenyataannya sekarang mereka ribut di internal karena masalah jabatan dan fasilitas," katanya.
Padahal untuk menetapkan 13 Komisioner Komnas itu, lanjut Trimedya, DPR telah melakukan debat yang cukup panjang hingga menghabiskan waktu sampai tiga bulan. "Saat itu ada usulan anggota Komnas HAM 20 orang, ada lagi cukup lima orang. Dan akhirnya diputuskan 13 orang, sama dengan jumlah komisioner Komnas HAM periode lalu yang berjumlah 13 orang," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mempertanyakan keputusan internal Komnas HAM yang menetapkan bahwa masa jabatan Ketua Komnas hanya satu tahun. "Terhadap keputusan itu, saya meminta penjelasan yang logis dan rasional soal penentuan masa jabatan Ketua Komnas HAM yang hanya satu tahun itu," tegas Trimedya.
Sementara politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengamcam pembekuan Komnas HAM jika persoalan tidak segera diselesaikan. "Kalau ribut terus, kita bekukan saja anggarannya sampai masalahnya benar-benar selesai," saran Bambang. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahyudin Ngaku tak Ada yang Baru
Redaktur : Tim Redaksi