Ricuh, Sejumlah Buruh Pingsan di Gedung DPR

Senin, 24 Februari 2014 – 16:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Rapat Komisi IX DPR dengan jajaran direksi perusahaan tekstil, PT Shinta Group diwarnai kericuhan kecil. Sejumlah pekerja Shinta Group yang menghadiri rapat itu sempat berteriak-teriak histeris, bahkan beberapa di antaranya jatuh pingsan.

Kericuhan ini bermula dari tidak hadirnya direksi Shinta Group. Perusahaan yang berbasis di Tangerang itu hanya mengirimkan perwakilan dari divisi personalia untuk menghadiri rapat.

BACA JUGA: Soal Penyadapan, Telkomsel dan Indosat Harus Loyal ke Negara

Karena perwakilan perusahaan bukanlah orang yang berwenang mengambil kebijakan, maka Ketua Komisi IX Ribka Tjiptaning selaku pimpinan rapat memintanya untuk meninggalkan ruangan.

Saat itulah puluhan pekerja yang mengikuti rapat tiba-tiba berteriak-teriak histeris.

BACA JUGA: Lindungi Warga, Pemerintah Harus Tangkal Penyadapan

"Mereka tidak terima karena direksinya nggak datang, cuma perwakilan aja dan itu nggak akan bisa memutuskan nasib kita," kata salah seorang pekerja PT Shinta Group, Nur Soleh di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (24/2)

Bahkan, saat perwakilan Shinta Group keluar dari ruang rapat, para buruh sempat mengejar-ngejar mereka. Untungnya, lanjut Soleh, aksi tersebut dihalangi oleh pamdal DPR dan perwakilan Shinta Group bisa meloloskan diri.

BACA JUGA: UN 2014 Telan Biaya Rp 560 Miliar

Aksi kejar-kejaran tersebut membuat buruh bertumbangan. Tiga orang buruh jatuh pingsan yakni Ghozali, Kastari dan Teguh. Mereka pun langsung diberi perawatan oleh pamdal DPR.

Lebih lanjut Sholeh menjelaskan, para buruh yang datang ke DPR  ini adalah mereka yang diskorsing oleh pihak perusahaan. Sanksi skorsing tersebut dijatuhkan karena para buruh menggelar demo untuk menuntut kenaikan gaji.

"Kami tadinya mau spontan minta kenaikan tapi malah di skorsing. Ada 84 orang yang diskors," jelasnya.

Skorsing tersebut, lanjutnya, sudah berlangsung selama satu tahun. Namun, pihak perusahaan belum juga memberi kejelasan kapan skorsing akan berakhir.

Karena itu, mereka mengadukan masalah tersebut kepada Komisi IX. Komisi pun sudah berkali-kali memanggil jajaran direksi PT Shinta Group, namun tidak pernah ditanggapi dengan serius.

"Kami kesal karena tidak ada niat baik dari perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini," kecamnya.

Hingga  saat ini, puluhan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Perjuangan Reformasi (SBPR) masih duduk-duduk di depan ruang rapat Komisi IX. (dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diperiksa KPK, Catherine Wilson Terinjak Hingga Berdarah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler