jpnn.com, JAKARTA - Politikus Golkar Ridwan Hisjam mendorong reformasi jilid II di partainya itu. Hal ini untuk mengangkat kembali citra dan lembaga Partai Golkar yang saat ini semakin terpuruk di tangan Airlangga Hartanto.
"Harus reformasi organisasi jilid II. Kenapa? Karena Golkar selama ini semakin terpuruk setelah kepemimpinan Akbar Tanjung yang dulu melakukan reformasi jilid I," kata Ridwan dalam sebuah diskusi bertajuk Menyongsong Kepemimpinan Partai Golkar Menghadapi Pemilu 2024 di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/9).
BACA JUGA: Mekeng Golkar Sudah Dua Kali Mangkir dari Panggilan KPK
Ridwan mengatakan, reformasi Golkar Jilid I yang digelorakan Akbar Tanjung dilatari suasana partai yang tidak mandiri. Terlebih Golkar saat dipimpin oleh Soeharto kerap dimanja dan bahkan memiliki dana abadi hingga Rp 1,8 Triliun.
"Bayangkan itu 98 tidak diterima sama Bang Akbar. Namanya Yayasan Dana Karya Abadi. Itu adalah dana yang dikumpulkan Pak Harto," kata Ridwan.
BACA JUGA: Kader Muda Partai Sambut Baik Gagasan Membangun Golkar Academy
Saat itu juga, kata dia, sekretariat Partai Golkar juga berstatus sebagai pegawai negeri dan digaji oleh negara. Menurut Ridwan, hal itu yang ingin diubah oleh Akbar Tanjung saat menjabat sebagai Ketua Umum Golkar 1998-2004.
Dia juga menyayangkan kursi dan suara Golkar terus menurun dari periode ke periode lainnya. Terlebih di kepemimpinan Airlangga, suara dan kursi Golkar di DPR semakin turun drastis.
BACA JUGA: Menurut Ace, Kursi Ketum Golkar Menguat ke Airlangga Hartarto
"Kalau ini tidak ada reformasi jilid II, nanti turun lagi separuh," kata bekas Ketua DPD Golkar Jawa Timur ini. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga