jpnn.com, JAWA BARAT - Pertamina meyakinkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahwa proyek kilang terintegrasi Petrochemical Complex Refinery Unit (RU) VI Balongan, akan terus berjalan dan akan memberikan manfaat besar bagi warga sekitar.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan proyek peningkatan kapasitas kilang minyak existing di Indramayu, Jawa Barat ini akan diintegrasikan dengan kilang petrokimia beserta produk turunannya.
BACA JUGA: Berpengalaman Dalam Sektor Energi, Pertamina tak Perlu Diragukan Lagi
Selain dapat meningkatkan kapasitas kilang minyak menjadi 350 ribu barel per hari, proyek tersebut akan mengolah feedstock/bahan baku petrokimia yakni Nafta sekitar 2,5 juta per tahun. Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
"Pertamina sudah memiliki bisnis hulu, midstream, dan downstream. Dengan proyek integrasi ini, kami membuka peluang ekspansi yang lebih besar dan menargetkan pasar ekspor," ujar Nicke di Gedung Pakuan, Kantor Gubernur Jawa Barat, Kamis (27/11).
BACA JUGA: Gandeng Rekind, Pertamina Garap Kilang Balongan
Selain potensi meningkatnya investasi di dalam negeri, proyek raksasa ini akan mampu menyerap tenaga kerja hingga sekitar 35 ribu orang pada saat proses konstruksi, dan sekitar 600-800 pekerja saat proyek mulai beroperasi. Diharapkan, keseluruhan proyek rampung pada 2025 dan beroperasi pada 2026.
Mendengar penjelasan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik rencana investasi. Menurut pria yang karib disapa Kang Emil ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk mempercepat proses perijinan serta memberi dukungan penuh pada proyek kilang Pertamina.
Untuk mendukung proyek petrokimia yang terintegrasi kilang minyak dengan nilai investasi terbesar di Jawa Barat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengamankan tata ruang dan menunjukkan lokasi wilayah yang diminta Pertamina.
“Yang terpenting Pertamina komit mayoritas pekerja lokal. Ada inovasi dari beliau, sambil menunggu operasi, warga Indramayu akan disekolahkan dan dilatih dulu. Sehingga pada saat operasi, anak-anak Indramayu sudah punya ilmu tentang petrokimia,” ungkap Kang Emil.
Menurutnya, kehadiran proyek ini tidak hanya sebagai national exposure, tapi memiliki multiplier effect yang akan membantu pengembangan Indramayu pada khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya.
"Efeknya pada ekonomi seperti berkembangnya sektor horeka, suplai material, serta penambahan lapangan kerja bagi masyarakat asli Indramayu," jelas Kang Emil.
Tak hanya membahas potensi pengembangan bisnis Pertamina di Jawa Barat, Ridwan Kamil juga mendukung upaya-upaya komunikasi yang telah dilakukan Pertamina di masyarakat.
Selain itu, ia juga mengapresiasi langkah Pertamina dalam mengatasi ceceran minyak di Blok YY PHE ONWJ yang lebih cepat 30 hari. Ridwan juga meyakini Pertamina akan berkomitmen untuk membayar kompensasi kepada masyarakat terdampak.
“Pertamina itu sangat professional sejak awal. Yang berhubungan dengan kewajaran dan pergantian sudah dilakukan dengan baik. Limbahnya juga dikonversi oleh Pertamina menjadi batu batako untuk konstruksi. Jadi ada nilai manfaatnya,” tutup Kang Emil.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy