Ridwan Kamil: Saya Pegang Pipinya, Karena...

Selasa, 22 Maret 2016 – 10:41 WIB
Ridwan Kamil memperagakan interaksinya dengan sopir angkot saat jumpa pers kemarin. Foto: Radar Bandung

jpnn.com - BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil langsung menggelar konferensi pers menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh seorang sopir angkot yang mengaku ditampar oleh pria berkacamata itu. Dalam kesempatan itu, Ridwan tegaskan siap menjalani proses apapun yang ditetapkan pihak kepolisian.

"Jika ada panggilan dari aparat, ya akan saya penuhi," ujar Ridwan Kamil saat jumpa pers, Senin (21/3).

BACA JUGA: Positif Narkoba, Tiga Polisi Terancam Dipecat

Ridwan Kamil kemudian menceritakan kejadian insiden dengan sopir angkot tersebut. Menurut Ridwan Kamil, dirinya tidak melakukan pemukulan, melainkan menarik baju sopir angkutan tersebut. Namun, karena orang tersebut malah memalingkan wajah, Ridwan Kamil lalu memegang pipinya dengan paksa.

"Saya tidak menampar atau memukul. Kalau menampar atau memukul kan ada ayunan tangan. Saya hanya menunjuk-nunjuk dadanya, karena gaya bicara saya memang begitu. Lalu memegang pipinya, karena dia memalingkan wajah," papar Ridwan Kamil sembari men-rekonstruksi apa yang dilakukan terhadap sopir angkutan tersebut.

BACA JUGA: Bupati Seruyan Jadi Tersangka?

Dalam jumpa pers tersebut, Ridwan Kamil berkali-kali menegaskan, tidak melakukan tindakan pemukulan. "Saya juga tahu batas. Tidak mungkin memukul," tegasnya.

Ridwan Kamil mengaku sempat terpancing emosinya, karena kesal terhadap kegiatan sopir tersebut lantaran merugikan banyak pihak. Karena sopir tersebut adalah sopir angkot bodong. "Dia itu bukan sopir angkot. Kalau sopir angkot, SIM angkutan umum, coba dicek sim-nya," terang dia.

BACA JUGA: Aneh gak sih? Sipir Izinkan Napi Beli Rokok di Luar

Ridwan mengatakan, kekesalannya lantaran sopir angkot bodong itu sudah sering diingatkan. Tapi tetap saja melanggar aturan. "Kalau sekali dua kali saya masih sabar. Kalau berulang-ulang namanya keterlaluan," tegasnya. 

Ridwan mengaku tidak kesal kendati dirinya dilaporkan seorang sopir angkot ke polisi atas tuduhan pemukulan yang disangkalnya. "Ini risiko kewalikotaan," ujar Ridwan.

Ridwan mengakui, kegiatannya yang lebih banyak di lapangan ketimbang di belakang meja, menimbulkan banyak masalah tersendiri. "Ketika di lapangan saya menemukan banyak masalah, dan sering kali menyelesaikannya dengan berimprovisasi," kata Ridwan Kamil.

Salah satunya adalah ketika Ridwan Kamil kembali mendapati sopir tembak angkot bodong yang tengah menaikkan penumpang. "Kalau dibilang angkot, kan seharusnya jelas trayeknya, warnanya ada poletnya juga, kalau ini kan nggak," papar Ridwan Kamil.

Keberadaan angkot bodong ini, juga sering sekali dikeluarkan, terutama oleh sopir angkot resmi yang trayeknya beririsan. "Karenanya kami sering mengingatkan kepada sopir angkot bodong itu, bahwa apa yang mereka lakukan itu salah," tegasnya. Sayangnya, mereka tidak perduli dengan teguran wali kota. "Mereka berani melanggar aturan, karena dilindungi oknum aparat," terangnya.

Angkot bodong ini, juga sangat merugikan, karena jika penumpangnya terjadi kecelakaan tidak bisa diasuransikan. "Kalau penumpang angkot resmi, kalau kecelakaan kan bisa diasransikan," ungkapnya. (mur/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Kecewa Ditinggal Bupati ke Turki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler