jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sudah memerintahkan semua rumah sakit di Jabar siaga satu.
Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi Covid-19 varian Omicron, dan menyikapi tingkat keterisian kamar pasien corona yang kini meningkat.
BACA JUGA: Kasus Omicron Meningkat, Irjen Fadil Tunda Street Race
"Saya sudah perintahkan semua rumah sakit siaga 1 karena BOR meningkat," tegas Ridwan Kamil dalam keterangan resminya di Bandung, Jumat (4/1).
Menurutnya, status siaga 1 tersebut harus ditunjukkan dengan penambahan kasur atau ruang pasien, ketersediaan tabung oksigen hingga obat-obatan.
BACA JUGA: Kemenkes Imbau Pasien Omicron untuk Isoman, Begini Alasannya
"Bed ditingkatkan, oksigen disiapkan plus treatment-nya," ungkap mantan wali kota Bandung, itu.
Mengenai penerapan status siaga satu rumah sakit ini khususnya di wilayah aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya dikeluarkan, karena dua wilayah tersebut terjadi lonjakan kasus cukup signifikan yang kemungkinan varian Omicron.
BACA JUGA: Kasus Omicron Meningkat, Masa Karantina PPLN Dipangkas Jadi 5 Hari, Begini Alasannya
"Jadi, kami mendorong aglomerasi ini rumah sakitnya agar bersiap-siap. Itu berulang-ulang dari dulu Covid-19 ngumpulnya di situ," kata Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil.
Covid-19 varian Omicron memiliki daya tular yang cukup cepat.
Di Indonesia, varian ini tingkat fatalitasnya lebih rendah dari varian Delta, apa lagi jika menyerang orang yang sudah divaksin lengkap.
Rata-rata pasien sembuh dalam waktu 3-4 hari.
"Omicron itu seperti kata Pak Menkes (Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin) cepat menular, tetapi juga cepat sembuh. Tiga sampai empat hari biasanya sembuh," katanya.
Untuk itu bagi masyarakat yang terkonfirmasi varian Omicron namun bergejala ringan, Kang Emil meminta agar diisolasi di rumah masing-masing dengan pengawasan dan obat-obatan yang cukup.
Sebab, katanya, perawatan di rumah sakit hanya bagi pasien yang bergejala berat, seperti demam, flu, batuk, saturasi rendah dan punya komorbiditas.
Perawatan di luar rumah sakit ini akan berdampak baik pada BOR.
"Jadi, kalau gejalanya ringan terus ingin dirawat di rumah sakit nanti menaikkan BOR. Rumah sakit itu untuk yang gejala berat, komorbid itasdan saturasi rendah, di luar itu di rumah saja dengan disiapkan vitamin, obat dan pengawasan," tuturnya.
Kang Emil meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas.
Sebab, belum diketahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.
"Protokol kesehatan tidak boleh diabaikan supaya kita jangan kalah oleh pandemi yang datang silih berganti dan belum selesai," ujarnya.
Meski demikian, lanjut dia, Indonesia belum menampakkan fatalitasnya.
Namun, di sejumlah negara, seperti Australia, tingkat kematian akibat varian Omicron cukup mengkhawatirkan.
Kang Emil menyatakan kewaspadaan tetap diperlukan, tak boleh menganggap enteng, terutama bagi lansia dan kelompok rentan atau punya komorbiditas. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy