jpnn.com - JAKARTA – Ketua Pansus Pelindo II Rieke Diah Pitaloka meminta bantuan kepada Menteri ESDM Sudirman Said untuk menyadap seluruh anggota maupun pimpinan Pansus. Pasalnya, Rieke mendapat kabar ada oknum yang mau menggembosi Pansus Pelindo II dengan iming-iming mata dollar Amerika Serikat (USD).
“Satu hal yang penting bagi saya, justru saya minta bantuan Pak Sudirman Said atau timnya dan juga KPK untuk melakukan penyadapan yang sama terhadap seluruh anggota dan pimpinan pansus Pelindo, termasuk di Kementerian dan Lembaga yang ada kaitannya dengan Pelindo II,” kata Rieke sebelum memimpin rapat Pansus Pelindo II, Rabu (18/11).
BACA JUGA: Menyandang Gelar "Ngang", Menteri Marwan Jelajahi Pelosok Perbatasan
Menurut Rieke, penyadapan tersebut diperlukan untuk mencegah atau mengungkap dugaan adanya aliran dana dari oknum tertentu untuk menggembosi Pansus yang dipimpinnya.
“Saya mendengar rumor bahwa ada "iming-iming" dari pihak tertentu senilai 30 juta USD - 50 juta USD yang siap atau telah ditebar oleh oknum tertentu ke berbagai pihak untuk "gembosi" Pansus Pelindo II dengan tujuan agar Pansus tidak berjalan sesuai amanah konstitusi," ungkapnya.
BACA JUGA: Setiap Hari 20 Anak Berupaya Mengakhiri Hidupnya
Bahkan, rumor lain yang diperolehnya menyebutkan sudah ada beberapa pihak yang diajak jalan-jalan dan pertemuan di luar negeri untuk "dibereskan". Rieke berharap rumor tersebut tidak benar.
“Saya memohon bantuan kepada Pak Sudirman Said dan timnya, juga KPK melakukan penyadapan dan saya mendukung KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan," pungaksnya.
BACA JUGA: Fadli Zon: Sejak Awal Sudirman Said Langgar UU
Saat ini sedang berlangsung agenda rapat yang menjadi salah satu kunci untuk mengungkap indikasi-indikasi penyelewengan di Pelindo II, dengan menghadirkan Deutch Bank, FRI dan Bahana Sekuritas sebagai para pihak yang melakukan perhitungan, analisis dan kajian terkait perpanjangan kontrak JICT dengan Hutchinson Port Hong Kong.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ANEH: Perusahaan Berkelas Dunia, Tapi Freeport Lakukan Cara Tidak Wajar
Redaktur : Tim Redaksi