Rindu Kanjeng Nabi

Oleh : A. Mustofa Bisri

Selasa, 15 Februari 2011 – 12:32 WIB

Di mana-mana sesama saudara
Saling cakar berebut benar
Sambil terus berbuat kesalahan
Qur’an dan sabdamu hanyalah kendaraan
Masing-masing mereka yang berkepentingan
Aku pun meninggalkan mereka
Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Sekian banyak Abu Jahal Abu Lahab
Menitis ke sekian banyak umatmu

O, Muhammadku -selawat dan salam bagimu-

Bagaimana melawan gelombang kebodohan
Dan kecongkaan yang telah tergayakan
Bagaimana memerangi
Umat sendiri? O, Muhammadku

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

ITU adalah penggalan sajak Aku Merindukanmu, o, Muhammadku yang saya tulis belasan tahun laluKetika jarak waktu semakin jauh, sunah dan perilaku Rasulullah SAW semakin tidak tampil jelas dalam perilaku para pemimpin Islam, kita semakin merindukan Pemimpin Agung budiman itu.

Kita merindukan wajah tersenyumnya yang teduh pada saat banyak wajah pemimpin agama masa kini yang sangar

BACA JUGA: Ayat Tembakau Hilang Disengaja, Bisa Dipidana

Kita merindukan kelembutan sikapnya yang merangkul pada saat banyak pemimpin agama masa kini yang tampak lebih suka bersikap kasar menakutkan.

Kita merindukan dakwahnya yang mengajak pada saat banyak pemimpin agama masa kini yang tampak lebih suka menghardik dan membentak
Kita rindu kasih sayangnya yang menebarkan rahmat pada saat banyak pemimpin agama masa kini yang kebenciannya menebarkan laknat.

Salawat dan salam bagimu, ya Rasulullah...

Salawat dan salam memang semakin kencang berkumandang

BACA JUGA: Marhaban Ya Ramadan

Ghierah dan kecemburuan terhadap agama dan Sang Rasul Muhammad SAW juga semakin hebat
Orang lain memercayai kepercayaan lain atau memercayai adanya nabi lain pun sudah cukup meluapkan kemarahan.

Namun, anehnya, dalam pada itu, dengan gampang orang menistakan agama dan Rasulnya dengan melakukan perbuatan keji yang bertentangan dengan ajaran agamanya yang rahmatan lil’aalamiin dan tuntunan Rasulnya yang lemah lembut penuh kasih sayang

BACA JUGA: Celaka 13!

Ada ’’pemimpin agama’’ yang dengan bangga mengatasnamakan agama untuk meneriak-anjurkan kekerasanNa’udzu billahi min dzalik.

Amar makruf nahi mungkar yang dilakukan Rasulullah SAW karena kasih sayangnya kepada umat, karena itu dilaksanakan dengan makruf dan tidak dengan cara mungkar, tiba-tiba kini ada saja yang meneruskannya tapi karena kebencian dengan cara yang mungkar dan tidak makruf

Seperti kita ketahui, Rasulullah SAW sebagaimana diperikan dalam kitab suci Alquran adalah pemimpin yang tidak tegaan, yang tidak tahan melihat penderitaan umatnyaPemimpin yang penuh perhatian, sangat belas kasihan dan penyayang kepada umatnya (Q9: 128).

Demi umatnya, bahkan seluruh umat manusia, Rasulullah SAW rela menderitaKarena itu, tuntunan-tuntunan mulia terus beliau berikan bagi kemaslahatan umatBeliau ajar-contohkan bagaimana hidup sederhana, bagaimana menghargai manusia, bagaimana bergaul dengan sesama hamba Allah, dan seterusnya.

Dalam berdakwah, Rasulullah SAW tidak hanya mengajak dengan lisan, tapi terlebih dengan sikap dan perilakunya yang santun serta simpatikSesuai perintah Tuhannya (Q16: 125), Rasulullah SAW mengajak mereka yang belum di jalan Allah atau dan yang sesat di jalan dengan cara hikmah, bijaksana, dan nasihat yang baikBila perlu berdebat, beliau melakukannya dengan cara yang lebih baik ketimbang lawannya.

Demikianlah, dengan keluhuran budinya, Rasulullah SAW berjuang dan berhasil membangun keluhuran peradaban manusiaPeradaban yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi

Karena itu, akankah kini kita tega mencederai peradaban yang susah payah beliau perjuangkan dan bangun itu?

Salawat dan salam bagimu, ya Rasulullah(***)

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler