jpnn.com, MEDAN - Tim penyidik Polda Sumut bersama Polrestabes Medan Menggelar rekonstruksi adegan pembuangan sejumlah barang bukti pembunuhan berencana hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin di Desa Suka Damai, Kecamatan Kutalimbaru, Selasa (21/1).
Adapun lokasi terakhir yakni di rumah tersangka RF di Jalan Anyelir, Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan merupakan lokasi terakhir rekonstruksi pembunuhan berencana hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin, Selasa (21/1).
BACA JUGA: Ternyata Begini Cara Dua Eksekutor Hakim Jamaluddin Hilangkan Semua Barang Bukti
Setibanya di lokasi, polisi dan kedua tersangka RF dan JP disambut oleh ibu kandung RF, Rini Siregar.
Rini yang juga merupakan ibu tiri dari tersangka JP ini terlihat lemas saat melihat kedua anaknya tiba dengan menggunakan pakaian tahanan dengan kondisi tangan diborgol.
BACA JUGA: Leher Muhammad Idul Terluka Parah Diserang Ikan Sori, Kondisinya Kayak Begini
Dengan berlinang air mata, Rini menyaksikan kedua anaknya melakukan reka adegan pembakaran sejumlah barang bukti pembunuhan Jamaluddin.
Usai melakukan reka adegan, keduanya terlihat di dalam rumah dan duduk bersama ibundanya. Rini pun mengelus badan belakang kedua anaknya. Ia terlihat memeluk RF sembari meneteskan air mata.
BACA JUGA: Moncong Ikan Cenro Menancap Tembus Leher Anak Ini Saat Memancing, nih Fotonya
Mendapat pelukan tersebut, kedua tersangka pun menangis. Setelah reka adegan selesai, selanjutnya tim penyidik membawa kedua tersangka meninggalkan lokasi.
Saat ditemui awak media, Rini tak kunjung menyudahi kesedihannya. Dengan berderai air mata Rini mengaku tidak menyangka atas perbuatan yang dilakukan buah hatinya itu.
"Orangnya sangat baik sama saya. Gak pernah dia menyinggung perasaan saya, segaris pun anak saya itu tidak pernah melukai perasaan saya. Maka saya heran kok bisa jadi seperti ini. Semua orang komplek ini kalian tanyalah dia itu pribadinya seperti apa," kata Rini terbata-bata.
Rini mengaku bahwa RF merupakan sosok yang sangat penyayang. Bahkan kata Rini, RF yang merupakan tulang punggung keluarga ini memiliki sifat yang lembut.
"Syok saya, seakan saya gak nyangka anak saya berbuat seperti itu. Sama binatang aja anak saya tidak bisa berbuat jahat, suruhlah dia membunuh binatang, penyayang dia. Makanya saya heran kok bisa terjadi seperti itu, saya pun enggak tau," ujarnya.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi