jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto langsung mendapat tugas utama dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno. Dwi sendiri baru Jumat (28/11) sore diumumkan menjadi Orang Nomor 1 di Pertamina.
Salah satu pekerjaan rumah (PR) untuk Dwi yakni menjadikan perseroan menjadi perusahaan mendunia. Rini mengatakan, tugas tersebut selaras dengan instruksi Presiden Joko Widodo, yang berkeinginan agar Pertamina bisa menorehkan sejarah panjang menjadi perusahaan yang mendunia.
BACA JUGA: PPP Soroti Arogansi Polisi saat Amankan Kunjungan Jokowi
"Arahan presiden Jokowi, jelas menginginkan transformasi Pertamina menjadi perusahaan yang mendunia harus dipercepat. Karena itu harus dipastikan proses bisnis yang dilakukan Pertamina dapat lebih efisien dan transparan dari hulu ke hilir," ujar Rini saat mengelar jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (28/11).
Tugas lainnya Dwi juga harus menganalisa secara mendalam kejelasan nasib anak usahanya, Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Mengingat selama ini Petral berdomisili di Singapura. Sehingga biaya yang dikeluarkan lebih besar
BACA JUGA: Tahun Depan, Kejagung Bakal Eksekusi 20 Terpidana Mati
"Ini pekerjaan utama direksi baru dengan tim tata kelola migas di ESDM, temasuk soal Petral. Itu yang kita lihat bagaimana supaya transparan. Memang lebih baik bagaimana semuanya bisa dilakukan di Indonesia," ujar Rini.
Petral merupakan anak perusahaan yang didirikan pada 1976 berdasarkan Companies Ordinance Hong Kong, yang 99,83 persen sahamnya dimiliki oleh Pertamina. Petral memfokuskan kegiatan usaha untuk mendukung Pertamina memenuhi kewajiban untuk memasok dan memenuhi permintaan (ekspor impor) minyak dan gas di Indonesia.
BACA JUGA: Anies Baswedan Rahasiakan Jumlah Kekayaan
Namun, beberapa pihak menginginkan Petral dibubarkan saja. Sejumlah kalangan bahkan menilai Petral merupakan perusahaan tempat korupsi para pejabat dan petinggi-petinggi lama Pertamina. Belakangan isu Petral dijadikan sebagai ajang korupsi semakin merebak.
Perusahaan ini diduga juga dijadikan 'mainan', guna mendapatkan komisi dari ekspor impor minyak bagi orang-orang tertentu, karena berdomisili di Singapura sehingga sulit untuk dikontrol. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Harapkan TNI dan Polri Tak Terus Berfriksi
Redaktur : Tim Redaksi