Rio Capella Sindir Slogan Partai NasDem Kini Sudah Berubah Jadi Restoran Politik

Minggu, 10 November 2019 – 14:24 WIB
Pendiri dan mantan Sekretaris Jenderal NasDem Patrice Rio Capella (kiri). Foto: Aristo Setiawan/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri dan mantan Sekretaris Jenderal NasDem Patrice Rio Capella merasa resah karena partai besutan Surya Paloh itu sudah melenceng dari semangat pembentukan awal yakni restorasi Indonesia. Rio Capella pun menyindir NasDem sebagai restoran politik.

"Partai NasDem yang awalnya mengusung salam perubahan restorasi Indonesia, saat ini sudah benar-benar berubah menjadi restoran politik," kata Rio ditemui di sebuah restoran kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).

BACA JUGA: Sekjen NasDem Berharap Bu Mega Hadir di Kongres

Menurut Rio, NasDem kini menjadi tempat masak-memasak dan menggoreng kepentingan politik. Hal itulah yang mendasari Rio menyebut NasDem sebagai restoran politik.

Rio lantas menyinggung manuver pengurus NasDem dengan menemui pimpinan partai oposisi bagi pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, tindakan tersebut melanggar etika berpolitik.

BACA JUGA: Anies Baswedan Bakal Beri Sambutan di Pembukaan Kongres NasDem

"Manuver itu jelas melanggar norma dan etika berpolitik yang tidak mencerminkan adab ketimuran tentang sopan santun. Manuver itu sangat memalukan karena Partai NasDem seolah seperti perusahaan milik pribadi yang mengasong kepentingan politik," lanjut dia.

Rio menekankan, manuver NasDem yang menemui partai oposisi tidak bisa diterima dengan alasan apa pun. Terlebih lagi dengan memakai alasan kecewa pembentukan kabinet Jokowi-Ma'ruf.

BACA JUGA: Berita Duka, Bayu Santoso Meninggal Dunia, Dadanya Tembus Diterjang Peluru

BACA JUGA: Terungkap, Ini Eksekutor dan Otak Pelaku Pembunuhan Dua Wartawan di Labuhanbatu

"Makin tidak bisa dipahami jika manuver itu adalah bentuk kemarahan pimpinan Partai Nasdem karena kehilangan kursi Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju. Partai NasDem seharusnya sadar, pembentukan kabinet adalah hak prerogatif Presiden dan tidak bisa diatur siapa pun," timpal dia. (mg10/jpnn)




Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler