RIO Febrian memilih sepuluh lagu lama untuk album kelimanya yang dirilis akhir tahun lalu. Salah satunya Angin Malam milik Broery Marantika. Mungkin, tak sedikit orang menganggapnya tidak ingin susah sehingga menyanyikan lagu-lagu yang pernah populer untuk album terbarunya.
Namun, bagi penyanyi kelahiran Jakarta, 25 Februari 1981 itu bukan perkara mudah menyanyikan tembang lawas. Sebab, dia harus menyelaraskan suaranya dengan harmoni lagu-lagu tersebut. Layaknya bunglon, dia harus bisa tampil layaknya penyanyi aslinya, bahkan lebih bagus.
”Saya banyak belajar untuk ‘mengubah’ vokal supaya bisa selaras dengan harmoni lagu-lagu lama yang saya bawakan,” tutur suami Sabria Kono itu. Namun, bukan berarti dia menghilangkan ciri khas suaranya. Semisal untuk lagu Angin Malam yang lekat dengan suara berat Broery, dinyanyikan dengan nuansa baru olehnya.
Berbicara Broery, Rio rupanya penggemar penyanyi yang meninggal pada 7 April 2000 itu. Selain suaranya khas, kata Rio, lagu-lagu Broery mudah dicerna dan tidak lekang dimakan waktu. ”Saya terlanjur suka dengan lagu-lagu lama,” katanya lalu tersenyum. (ash)
Namun, bagi penyanyi kelahiran Jakarta, 25 Februari 1981 itu bukan perkara mudah menyanyikan tembang lawas. Sebab, dia harus menyelaraskan suaranya dengan harmoni lagu-lagu tersebut. Layaknya bunglon, dia harus bisa tampil layaknya penyanyi aslinya, bahkan lebih bagus.
”Saya banyak belajar untuk ‘mengubah’ vokal supaya bisa selaras dengan harmoni lagu-lagu lama yang saya bawakan,” tutur suami Sabria Kono itu. Namun, bukan berarti dia menghilangkan ciri khas suaranya. Semisal untuk lagu Angin Malam yang lekat dengan suara berat Broery, dinyanyikan dengan nuansa baru olehnya.
Berbicara Broery, Rio rupanya penggemar penyanyi yang meninggal pada 7 April 2000 itu. Selain suaranya khas, kata Rio, lagu-lagu Broery mudah dicerna dan tidak lekang dimakan waktu. ”Saya terlanjur suka dengan lagu-lagu lama,” katanya lalu tersenyum. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutradara Cinta Tapi Beda Tolak Minta Maaf
Redaktur : Tim Redaksi