Raksasa tambang Rio Tinto membela jumlah pajak yang mereka bayar di Australia, dan membantah bahwa kantor perwakilannya di Singapura dipergunakan untuk mengurangi jumlah tagihan pajaknya.
Chairman Rio Tinto Jan Du Plessis dalam pertemuan tahunan perusahaan itu di London ditanya apakah Rio menjual bijih besi dari Australia melalui Singapura demi mengurangi pajak.
BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia di Melbourne Menggelar Ajang Pencarian Bakat
Pengemplangan pajak telah menjadi isu yang menerpa perusahaan ini, termasuk saat harus menghadapi komite Senat di Melbourne pekan lalu.
"Opersi Rio Tinto di Singapura tidak ada sangkut-pautnya dengan perencanaan pajak," kata Du Plessis.
BACA JUGA: Pejabat Kota Hobart Tak Bayar Denda Parkir 50 Kali
"Karyawan kami sekitar 300 orang di Singapura. Kantor itu dekat dengan konsumen kami, menjalankan fungsi marketing, logistik dan fungsi sejenis lainnya," jelasnya.
"Kami tidak menyembunyikan apa-apa terkait kegiatan di kantor Singapura. Dari laporan pajak terlihat tingkat pajak yang kami bayar cukup tinggi, dan kami tidak meminta maaf atas pajak yang telah kami bayarkan," tambah Du Plessis.
BACA JUGA: Sejumlah Merk Fashion Australia Dianggap Belum Lindungi Buruh Pabrik Garmen
Ia menambahkan, "Dalam beberapa tahun terakhir kami menjadi pembayar pajak perusahaan terbesar atau nomor dua. Tahun lalu saja kami membayar 6 miliar dolar (Rp 60 triliun) kepada pemerintah Australia".
Dalam pertemuan tahunan ini, jatuhnya harga bijih besi juga turut menjadi fokus pembahasan.
Harga bijih besi di pasaran China menjadi 50 dolar AS perton semalam, namun dampak turunnya harga ini amsih terasa.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Demokrat Australia Dicabut Statusnya Sebagai Parpol