JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun mengatakan hasil riset Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (PKEKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, ternyata didanai asing. Berdasarkan riset itulah diusulkan harga rokok Rp 50 ribu per bungkus.
"Sudah diakui oleh pihak Fakultas Kesehatan Masayarakat UN bahwa mereka dibiayai oleh Bloomberg Initiatives (LSM Amerika Serikat)," kata Misbakhun saat ditemui di kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (23/8).
Namun, sebagai anggota komisi yang membidangi keuangan, politikus Golkar itu, lebih konsen pada berbagai dampak yang akan ditimbulkan bila harga rokok maupun cukainya dinaikkan terlalu tinggi.
"Membicarakan rokok itu punya aspek dan dimensi yang banyak, ada penerimaan negara, pertanian dan perkebunan tembakau. Masalah pendapatannya, aspek industri, buruh yang bekerja. Kalau kemudian kita menaikan harga rokok dengan jumlah yang tinggi, kemudian daya beli berkurang, penerimaan cukai berkurang, bagaimana?" kata Misbakhun.
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan dengan matang berbagai risiko tersebut. Sehingga, kebijakan yang akan dibuat terkait kenaikan cukai dan harga rokok harus diputuskan secara hati-hati dan cemat.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Ahok Dinilai Keliru Memahami Aturan Cuti Kampanye Bagi Petahana
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Tunda Setujui Perppu Perlindungan Anak Jadi UU
Redaktur : Tim Redaksi