Riset Soal Dinamika Pasar EV di Indonesia, Produsen Mobil Listrik Harus Tahu

Kamis, 06 Juni 2024 – 15:43 WIB
Seminar Populix soal Dinamika Pasar EV di Indonesia, Jakarta, Kamis (6/6). Foto: Populix

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga riset Populix melaporkan pertumbuhan pada adopsi kendaraan listrik (EV) terbilang positif, meskipun masih ada kekhawatiran dari sebagian masyarakat.

Dari banyak faktor penghambat, misalnya masalah kapasitas baterai kendaraan listrik, terutama mobil.

BACA JUGA: Zeekr Resmi Cari Peruntungan di Pasar EV Indonesia, Sasar Konsumen Premium

CEO & Co-Founder Populix Timothy Astandu menjelaskan masyarakat masih khawatir terhadap jarak tempuh mobil listrik, jika kapasitas baterai menyisakan daya di bawah 50 persen.

Selain itu, keterbatasan infrastruktur atau fasilitas charging (43%) dan lokasi stasiun pengisian daya yang masih sedikit serta cenderung jauh (42%).

BACA JUGA: Luhut Binsar Sebut Tanpa Nikel Indonesia, Pasar EV Amerika Terpuruk

Oleh karena itu, Timothy menyebut kolaborasi antara regulator dan produsen EV menjadi makin krusial untuk mengatasi tantangan yang mendasar seperti aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya.

“Dengan memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong adopsi EV secara lebih luas, serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," imbuh dia, saat acara di Jakarta, Kamis (6/6).

BACA JUGA: Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2024 Dibuka Hari Ini, Cek Harga Tiketnya

Sejauh ini, menurut Timothy, konsumen mobil listrik masih nyaman mengecas kendaraan EV di rumah (59%), sementara stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hanya digunakan oleh 15% responden.

Populix juga melaporkan penggunaan mobil listrik paling besar dimanfaatkan umtuk mengunjungi teman atau keluarga (71%), perjalanan dalam kota (69%), bekerja (67%), antar-jemput teman atau keluarga (63%), dan belanja kebutuhan sehari-hari (60%).

Kemudian perihal harga, rerata konsumen menilai mobil listrik yang ideal dibanderol sebesar Rp 250 juta, dan memiliki jarak tempuh 261,18 KM.

Kemudian mobil listrik yang saat ini paling banyak digunakan ialah Wuling (57%), dan Hyundai (24%)

Selain itu, yang mendorong masyarakat memutuskan beli mobil listrik ialah program-program promosi, mencakup diskon khusus dari produsen seperti potongan harga atau cashback (65%), dan garansi baterai atau unit (65%).

Lalu, subsidi pemerintah dalam bentuk diskon atau insentif langsung (57%), serta penawaran paket spesial selama periode tertentu (43%).

Laporan “Electric Vehicle Dynamics: Unveiling Consumer Perspectives and Market Insights” merupakan salah satu laporan premium Populix, yang dirancang secara khusus untuk membantu bisnis mendapatkan wawasan mendalam tentang tren industri dan preferensi konsumen. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Mobil Indonesia Menghadirkan Bengkel Spesialis Mobil Listrik dan Hybrid


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler