jpnn.com - PEREMPUAN dengan indeks massa tubuh lebih tinggi, sebelum atau pada masa awal kehamilan, memiliki risiko terhadap kematian janin dan kematian bayi.
Beberapa studi telah menyatakan indeks massa tubuh yang besar sebelum atau pada awal kehamilan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian janin, bayi meninggal dunia saat dilahirkan, kematian pra lahir, kematian neonatal dan kematian bayi beberapa bulan setelah dilahirkan.
BACA JUGA: Wedang Ronde Tiga Rasa, Pas untuk Berbuka Puasa
Dagfinn Aune dari Imperial College London dan rekannya melakukan peneltian untuk meneliti hubungan antara BMI ibu dan risiko kematian janin, bayi lahir mati, dan kematian bayi.
Setelah pencarian literatur medis, para peneliti mengidentifikasi 38 studi yang melibatkan lebih dari 10.147 kematian janin, lebih dari 16.274 bayi lahir dan meninggal dunia, lebih dari 4.311 kematian perinatal, 11, 294 kematian neonatal, dan 4.983 kematian bayi setelah beberapa bulan dilahirkan.
BACA JUGA: Make-Up Nyeleneh Bikin Lebih Hidup
Risiko terbesar yang diamati adalah kategori perempuan yang sangat gemuk. Dengan indeks massa tubuh 40, perempuan mengalami peningkatan dua hingga tiga kali lipat terhadap risiko di atas dibandingkan dengan perempuan dengan BMI 20.
"Perempuan yang merencanakan kehamilan harus mengetahui temuan ini dan menjadikannya pertimbangan untuk mengurangi beban kematian janin, bayi meninggal dunia saat dilahirkan, dan kematian bayi setelah beberapa bulan dilahirkan," kata Aune, seperti dilansir laman Yahoo Health, Minggu (13/7).
BACA JUGA: Perlu Trik Kritik Pasangan
Kondisi yang berkaitan dengan kelebihan berat badan dan obesitas, termasuk preeklamsia, diabetes gestational, diabetes tipe 2, hipertensi gestasional dan anomali kongenital, mungkin menjadi penyebab peningkatan risiko kematian janin dan bayi.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mendapatkan Sup Buah yang Nikmat
Redaktur : Tim Redaksi