jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Surabaya, Jawa Timur kembali bersuara di kancah internasional. Selasa nanti (2/6) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal menjadi pembicara dalam seminar yang digelar Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Dalam seminar di Paris, Prancis, tersebut, dia akan bicara di depan puluhan wakil negara maju. Itu adalah organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang beranggota negara negara maju.
BACA JUGA: Bandel, Tersangka Surat Mandat Golkar Bakal Dijemput Paksa
Yang membanggakan, Risma menjadi satu-satunya perwakilan wali kota dari Indonesia. ”Dari Indonesia ada dua, saya dan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Saya akan bicara dua sesi di sana,” tutur Risma di Surabaya seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Minggu (31/5).
Risma semestinya mengisi tiga sesi. Tetapi, atas permintaannya, dia hanya akan mengisi dua sesi. Dalam dua sesi itu, alumnus ITS tersebut akan bicara tentang monorel dan urban aid.
BACA JUGA: Presiden Segera Tuntaskan Konflik Lahan di Morowali
Dia akan banyak bicara tentang cara sebuah kota mempertahankan lingkungannya di tengah tantangan urbanisasi, global warming, dan dampak-dampak perkembangan teknologi.
Pada sesi kedua, wali kota perempuan pertama Kota Pahlawan tersebut akan menyampaikan topik tentang cities and water.
BACA JUGA: Sehari Tanpa Merokok Hemat Rp 840 Miliar
Dia akan menceritakan cara Surabaya bertahan dan memperbaiki kota di tengah dampak banjir serta permasalahan yang menyangkut air dan sanitasi.
”Pak SBY dijadwalkan datang pada pembukaan 2 Juni pukul 12.00 waktu setempat. Nah, saya presentasi di sesi pukul 14.00 dan 16.00,” terang Risma.
Ibu dua anak tersebut membenarkan bahwa seharusnya dirinya dijadwalkan untuk presentasi di sesi ketiga tentang urban heritage. Dia memilih tidak mengambil sesi ketiga karena ingin bertemu dengan para ahli di Paris untuk belajar tentang MRT.
Itu berkaitan dengan rencana Surabaya mewujudkan angkutan masal cepat, trem dan monorel. Sehubungan dengan Surabaya yang semakin memantapkan langkah go international, Risma menuturkan bahwa berbicara di luar negeri adalah kesempatan yang istimewa.
Dengan begitu, Surabaya dikenal di dunia internasional. ”Sekarang orang luar negeri, kalau saya sebut Surabaya, sudah tahu Surabaya yang mana,” ujarnya.
Risma pun mengungkapkan tidak ingin warga Surabaya hanya jadi penonton di kota sendiri. ”Terutama menjelang era MEA, warga Surabaya harus bisa jadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri,” tegasnya. (ima/awa/jee/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Sudirman Bandingkan Cara Kenaikan BBM Pemerintahan Dulu dan Sekarang
Redaktur : Tim Redaksi