Risma Semprot Siswa Bolos, Rental PS dan Game Online Dilarang...

Jumat, 26 Februari 2016 – 10:33 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memarahi belasan siswa yang tertangkap membolos. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - GENTENG - Pemkot Surabaya, Jatim begitu resah dengan maraknya siswa yang bolos sekolah. Ya, beberapa hari lalu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini “menyemprot” 14 siswa yang kedapatan membolos. Tidak ingin kondisi itu terus berlanjut, dalam waktu dekat, pemkot akan membuat larangan bagi penyedia jasa game online dan rental PlayStation (PS).

Mereka dilarang untuk untuk menerima siswa saat jam pelajaran. 

BACA JUGA: Alhamdulillah, Perbanas Institute Buka Prodi Ekonomi Syariah‎

Kepastian itu disampaikan Kasatpol PP Surabaya Irvan Widyanto kemarin (25/2). Dia menjelaskan, banyaknya siswa yang bolos saat jam pelajaran tersebut memantik keprihatinan pemkot. Sebab, Pemkot Surabaya sudah menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa. 

''Sudah seharusnya siswa rajin sekolah bukan membolos,'' jelasnya.

BACA JUGA: Tahun Depan Seluruh Sekolah Terapkan K-13

Irvan mengakui hal tersebut. Menurut dia, saat ini pemkot sedang menggodok aturan mengenai game online dan penyedia jasa hiburan. Game online dan rental PS tidak diperbolehkan menerima siswa saat jam pelajaran. ''Kami akan kumpulkan semua penyedia jasa,'' tuturnya.

Sejumlah poin larangan pun disiapkan. Yang pertama, tidak boleh menerima siswa yang mengenakan seragam. Kedua, tidak diperbolehkan menerima pelajar mulai pukul 08.00 sampai 12.00. 

BACA JUGA: Klaim Demi Tryout UN, SMP Negeri di Bogor Pungut Rp 800 ribu

Ketika malam, batas maksimal adalah pukul 22.00. Yang ketiga, jika siswa itu memang mengerjakan tugas dari sekolah, harus melengkapi dengan surat keterangan dari guru. ''Itu harus dipatuhi,'' ungkapnya.

Sementara itu, kemarin Kecamatan Genteng kembali melakukan razia pelajar di sejumlah penyedia game online dan rental PS. Di Jalan Urip Sumoharjo, ada tiga rental PS yang diperiksa. Namun, petugas hanya menemukan dua anak sekolah yang sudah berganti pakaian. 

Yakni, Wahid dan Wahyu. Siswa kelas kelas I SD itu menangis ketika ditanya petugas. ''Iya Pak sudah pulang, lalu main PS,'' ujar Wahyu, lalu terisak. Di tempat kedua, petugas tidak menemukan anak sekolah. Di Jalan Kalianyar, petugas menemukan seorang anak SMA yang bolos sekolah. (aph/c20/nda)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diikuti 22 Ribu Penggalang, Jambore Nasional Bakal Meriah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler