Ristek Dukung Inovasi Pengembangan Potensi Daerah

Rabu, 16 Mei 2012 – 00:01 WIB

JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) siap membantu pemerintah daerah untuk mengembangkan produk unggulannya melalui program sistem inovasi daerah (SIDa). Melalui iptek, potensi utama suatu daerah dapat bernilai tambah lebih.

"Kami membantu agar iptek dan turunannya mampu mendukung komoditas unggulan daerah bernilai tambah. Baik itu melalui insentif, tenaga ahli LPNK,”kata Sekretaris Kementerian Ristek, Mulyanto dalam keterangan persnya, Selasa (15/5).

Dijelaskannya, pengembangan SIDa sangat penting dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas) untuk mendukung kebijakan rencana induk Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang sudah mulai diterapkan oleh pemerintah.

"Peranan riset dan teknologi dalam pembangunan sebuah wilayah sangat penting. Dengan Iptek, potensi utama suatu daerah dapat diolah menjadi bernilai tambah lebih sehingga  memiliki daya saing dengan produk luar," ujarnya.

Sementara itu, Asisten Departemen Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek Hotmatua Daulay menambahkan, untuk menuju Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa), maka Ristek dan pemerintah daerah perlu menjajaki hal-hal yang bisa dikembangkan dan dikerjasamakan.

Dicontohkannya, Kalimantan Timur sebagai bagian dari koridor ekonomi II Kalimantan dalam MP3EI, memiliki berbagai potensi komoditas unggulan yang bisa dikembangkan seperti batu bara, minyak bumi, gas alam, dan sumber daya lainnya.

“Kaltim punya banyak SDA tak terbarukan seperti  minyak bumi, gas alam, batu bara, dan mineral lainnya. bahkan potensi energi nuklir," ujarnya.

Batu bara diekspor dalam bentuk bahan mentahnya yang tentu saja tidak memiliki daya saing atau nilai tambah yang tinggi. Seharusnya dengan SDA yang ada, Kaltim bisa memenuhi kebutuhan lokal, tapi kenyataannya selama ini Kaltim tergantung pada pasokan dari luar, mulai dari pangan, energi, juga kebutuhan lainnya. Apa yang dialami oleh Kaltim, tentunya tidak karena hanya satu faktor penyebab.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya proses produksi yang minim nilai tambah adalah lemahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan penerapa nteknologi, sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas dan lemahnya daya saing daerah.

“Ristek memberikan konsultasi gratis, menambahkan atau membantu program/pendanaan dari pengembangan potensi daerah. Mungkin dari sana terbesit upaya-upaya modifikasi pengembangan sehingga bisa diaplikasikan, ” ujar Sesmenristek. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementerian Koperasi dan UKM Kuatkan Reformasi Birokrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler