jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Riyono mengingatkan Bulog bisa menyerap gabah petani agar Indonesia pada 2025 tidak mengimpor beras seperti menjadi keinginan Presiden RI Prabowo Subianto.
Sebab, kata pria yang akrab disapa Riyono Caping itu, komitmen menyerap gabah dari petani menjadi kunci kestabilan harga di level penggarap.
BACA JUGA: Bulog Masih Melakukan Penjajakan untuk Akuisisi Produsen Beras di Kamboja
"Bulog sebagai lembaga eksekutor dalam hal pangan harus fokus dan sungguh-sungguh dalam menyerap gabah dan beras petani lokal," kata dia melalui layanan pesan, Rabu (29/1).
Legislator Fraksi PKS itu kemudian menyoroti pernyataan Menko Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas yang meminta Bulog menyerap 3 juta ton beras dari petani pada 2025.
BACA JUGA: Bulog Makassar Memastikan Stok Beras Aman Untuk 14 Bulan ke Depan
Namun, Riyono Caping mengungkapkan evaluasi Bulog pada 2024 yang mencatat penyerapan hasil dalam negeri sebesar 1,26 juta ton setara beras.
Angka ini terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 831 ribu ton dan beras komersial sebanyak 434 ribu ton.
BACA JUGA: Harga Gabah Anjlok di Yogyakarta, Titiek Soeharto Semprot Bulog
Riyono Caping merasa ragu Bulog mampu menyerap beras di tingkat petani pada 2025 seperti target Zulhas.
“Jika 2024 saja baru mampu serap beras 1,26 juta ton, 2025 diminta 3 juta ton beras, artinya harus kerja super keras oleh Bulog. Mampu atau tidak," kata legislator Fraksi PKS itu.
Toh, keraguan Riyono dipicu dari pengalaman penyerapan gabah atau beras oleh Bulog yang belum menyakinkan.
Menurutnya, Bulog pada 2022 juga diminta serap gabah atau beras dengan harga berapa pun di petani yang ternyata belum mampu dilakukan.
“Saran saya yang bulan lalu ke gudang Bulog di Ngawi, sebaiknya dalam penyerapan perlu PKS (Perjanjian Kerja Sama) dengan BUMDES dan Gapoktan. Satgas Bulog belum mampu cover serapan gabah atau beras ke petani” ujar Riyono.
Diketahui, Kepbadan Pangan Nomor 2 Tahun 2025 mengatur HPP gabah dan beras bagi Bulog dengan rincian antara lain:
1. Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen,
2. GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen,
3. Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 8.000 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen,
4. GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kilogram dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen,
5. Beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kilogram dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan