Menurut Rizal, cover tersebut benar-benar tendensius dan sengaja berniat memengaruhi pikiran orang lain, bahwa dirinya ikut terlibat dugaan korupsi proyek Hambalang. Padahal, yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya kakaknya, Andi Mallarangeng.
“Cover majalah Tempo itu tendensius, cenderung menggiring persepsi pembaca bahwa saya ikut terlibat,” ujarnya sambil mengacungkan majalah Tempo dalam konferensi pers yang digelar di Freedom Institut, Jakarta, Senin (17/12) petang.
Oleh karena itu Rizal menyatakan akan mambawa masalah ini ke Dewan Pers, Selasa (18/12) besok. “Mudah-mudahan bisa diselesaikan. Saya minta Majalah Tempo meminta maaf satu halaman penuh pada saya pribadi, bukan Choel atau Andi. Kalau tidak ketemu juga (jalan keluar), terbuka kemungkinan kita akan melakukan tuntutan perdata. ,” katanya yang juga meminta agar permohonan maaf juga dimuat di tiga media nasional lainnya.
Rizal juga menuntut Majalah Tempo menyediakan ruang wawancara bagi dirinya sebanyak dua halaman penuh. “Selain itu apakah mungkin, saya juga meminta Tempo membantu dana untuk pengembangan pusat kewartawanan di UGM (Universitas Gadjah Mada) dan Universitas Hasanudin," katanya.
Menariknya, Rizal mengaku hanya menuntut cover dan tidak terkait isi dari ulasan dalam majalah yang mengangkat judul “Tiga Mallarangeng”.
“Kalau isi kita bisa berdebat. Mudah-mudahan kawan-kawan dari Majalah Tempo mendengar. Tempo ini terlalu berani menuduh orang. Urusan dengan Rizal Mallarangeng apa? Saya memang bersaudara,” katanya.
Selain itu, ia juga mengaku jika dua minggu lalu sempat mendampingi dua saudara kandungnya itu memberi pernyataan dengan berdiri disamping mereka. “Tapi bukan berarti saya terlibat kasus Hambalang. Sebagai saudara, wajar jika saya mendukung saudara saya. Tapi saya tegaskan, tidak akan campuri hakim," katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diuntungkan Kesaksian, Hartati Tetap Keberatan
Redaktur : Tim Redaksi