JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Rizal Ramli mengatakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang dijadikan sebagai kompensasi oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ibarat balsem.
"BLSM itu ibarat balsem. Hangat-hanget, sebentar juga hilang sementara penyakit terus kumat," kata Rizal Ramli, dalam Dialektika Demokrasi berjudul ‘Rakyat Miskin Sakit, Siapa Bertanggungjawab?’, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (16/5).
Karena BLSM itu balsem, menurut Rizal Ramli mestinya diberikan kepada pasien yang sakitnya encok atau pegel-pegel saja. Dengan Balsem, sebentar hangat, setelah itu sakit lagi.
Dikatakannya, BLSM sesungguhnya politik uang dari partai politik berkuasa yang saat ini tengah mengalami kerusakan yang luar biasa.
"Semua orang tahu, partai politik yang saat ini berkuasa sedang rusak yang sangat luar biasa. BLSM dijadikan alat untuk memperbaiki kerusakannya itu di muka rakyat," tegas Rizal Ramli.
Kalau partai berkuasa benar-benar memikirkan rakyatnya, akan lebih bermanfaat kalau dana hemat BBM itu dimanfaatkan untuk membangun transportasi publik.
Diingatkannya, kenaikan harga BBM sama saja dengan menganulir kenaikan upah buruh yang baru saja terjadi.
"Secara umum, baru bulan ini para buruh menikmati kenaikan upah. Bulan depan, kenikmatan tersebut dicabut lagi oleh penguasa dengan cara menaikan harga BBB. Jadi kenaikan upah buruh tersebut sama sekali tidak ada manfaatnya bagi buruh," imbuh Rizal Ramli. (fas/jpnn)
"BLSM itu ibarat balsem. Hangat-hanget, sebentar juga hilang sementara penyakit terus kumat," kata Rizal Ramli, dalam Dialektika Demokrasi berjudul ‘Rakyat Miskin Sakit, Siapa Bertanggungjawab?’, di press room DPR, Senayan Jakarta, Kamis (16/5).
Karena BLSM itu balsem, menurut Rizal Ramli mestinya diberikan kepada pasien yang sakitnya encok atau pegel-pegel saja. Dengan Balsem, sebentar hangat, setelah itu sakit lagi.
Dikatakannya, BLSM sesungguhnya politik uang dari partai politik berkuasa yang saat ini tengah mengalami kerusakan yang luar biasa.
"Semua orang tahu, partai politik yang saat ini berkuasa sedang rusak yang sangat luar biasa. BLSM dijadikan alat untuk memperbaiki kerusakannya itu di muka rakyat," tegas Rizal Ramli.
Kalau partai berkuasa benar-benar memikirkan rakyatnya, akan lebih bermanfaat kalau dana hemat BBM itu dimanfaatkan untuk membangun transportasi publik.
Diingatkannya, kenaikan harga BBM sama saja dengan menganulir kenaikan upah buruh yang baru saja terjadi.
"Secara umum, baru bulan ini para buruh menikmati kenaikan upah. Bulan depan, kenikmatan tersebut dicabut lagi oleh penguasa dengan cara menaikan harga BBB. Jadi kenaikan upah buruh tersebut sama sekali tidak ada manfaatnya bagi buruh," imbuh Rizal Ramli. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Ingin Rekrut Penyidik dari TNI
Redaktur : Tim Redaksi