JAKARTA – Tekad Rizal Ramli maju sebagai capres sudah bulatBahkan, penetapan dirinya sebagai tersangka oleh polisi dalam kasus demo BBM beberapa waktu lalu bukan halangan bagi ekonom lulusan Boston University itu
BACA JUGA: Hanya untuk Penghitungan Suara
Dia mengaku akan tetap fokus maju untuk mendorong munculnya perubahan kepemimpinan 2009"Dalam kesempatan ini, terus terang saya juga ingin minta bantuan Pak Amien," kata Rizal sambil menyalami mantan ketua MPR tersebut usai acara diskusi Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPK-N) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/1)
BACA JUGA: Demokrat Persilakan JK Nyapres!
Capres pertama yang mengumumkan pasangan cawapresnya (Erros Djarot) itu hingga kini memang masih terus berburu partai politik sebagai kendaraan untuk majuBaru Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI) dan PNBK yang sudah resmi mengajukan dirinya sebagai capres
BACA JUGA: KPU Harus Aktif Sosialisasikan Contreng
Selebihnya, Rizal harus menunggu dulu karena posisinya memang masih sebagai salah satu kandidat sajaBagaimana dengan pemanggilan polisi yang sudah dua kali dikirim? Rizal mengaku tak akan terlalu ambil pusing"Semua akan diurus tim lawyerSaya tak terganggu karena semua ini memang hanya upaya penjegalan,’’ ujarnya.Menurut dia, dirinya sudah terbiasa dengan situasi ditekan rezim penguasa seperti sekarang"Rizal Ramli sudah biasa ditekan, dizalimi, bahkan pernah dipenjara OrbaNah, pemerintah sekarang memang tak ubahnya pemerintah Orbais," tambahnya lirihMenanggapi permintaan bantuan Rizal itu, Amien Rais menyambut dengan senyuman"Iya, itu nanti lah," ujarnya sambil menjabat tangan RizalKedua tokoh yang terkenal kritis terhadap pemerintah itu kebetulan bertemu dalam forum penyampaian sikap KPK-N terkait dengan kebijakan pengelolaan migas di Blok Natuna D AlphaForum menilai ada kecenderungan pemerintah untuk terus melepas aset-aset negara kepada asing"Karena itu, memang harus ada tokoh alternatif baru yang lebih baik di luar pilihan SBY atau Mega," ujar Amien usai diskusi.
Dia menyatakan, tanpa mengurangi rasa hormat kepada kedua tokoh tersebut, SBY dan Mega hanya menawarkan kontinuitas"Kedua tokoh besar itu sesungguhnya sama-sama tunduk pada IMF, Bank Dunia, WTO, termasuk gemar membuat kontrak karya yang merugikan bangsa sendiri," paparnyaBanyak kebijakan keduanya, saat memimpin, yang hanya menguntungkan asing
"Tangan keduanya terus gatal untuk menjual BUMN. SBY dan Mega merupakan dua sisi mata uang yang samaPerbedaan hanya ada pada nuansa," ungkapnyaKarena itu, menurut dia, partai-partai menengah harus didorong untuk berani memunculkan calon alternatifDia berharap partai selain PDIP, Golkar, dan Demokrat mau duduk bersama untuk mengajukan satu calon yang didukung bersama "Jangan lagi menjadi partai rental dan menjual diri dengan mendukung seseorang dengan dibayar sekian miliar saja," kritiknyaPartai seperti itu, menurut Amien, adalah partai yang nista yang akhirnya tidak akan bisa membawa bangsa ini ke arah lebih baik(dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rizal Duet dengan Eros Djarot
Redaktur : Tim Redaksi