jpnn.com, JAKARTA - Ekonom sekaligus mantan menteri berkali-kali, Rizal Ramli, menyebut sosok Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono pemimpin yang bijaksana dalam konteks menghadapi kritik dari rakyat.
Hal ini disampaikan tokoh kelahiran Padang, Sumatera Barat itu lewat akun Twitternya, Selasa (26/5), merespons cuitan pemilik akun @panca66 terkait video pernyataan SBY di Purwakarta dua tahun lalu.
BACA JUGA: Iuran BPJS Kesehatan: Komparasi Tinggalan SBY dan Kenaikan Era Jokowi
"Mas @SBYudhoyono wise. Kelakuan-kelakuan otoriter itu yang dulu kita lawan dan akan kita lawan terus," cuit @RamliRizal.
Dalam video tersebut, SBY mengingatkan bahayanya membungkam kriitk dari masyarakat. Dia juga mengingatkan agar pemerintah tidak boleh cepat marah.
BACA JUGA: Rizal Ramli: Lha Ini Kok Ada yang Iseng? Sing Leres eui
"Rakyat tak boleh bicara, mulutnya diplester, itu malah berbahaya. Poin saya, janganlah pemerintah ini alergi, cepat marah, kemudian tidak boleh ada warga negara yang melakukan kritik atau bicara yang tidak menyenangkan kepada pemerintah atau pemimpin kita," ucap SBY di video itu.
Masih dalam video tersebut, mantan ketum Partai Demokrat itu juga menyinggung sahabatnya yang kini menjadi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
BACA JUGA: Komentari Unggahan Krisdayanti di Instagram, Aurel: WhatsApp Aku Enggak Dibalas-balas
"Sekaligus dalam hal ini kepada Pak Luhut Panjaitan sahabat saya juga, mugkin harus mengurangi pemerintah ini mengeluarkan statement yang nadanya ancaman. Tidak baiklah. Ya memang pemerintah punya kekekuasaan, Pak Jokowi punya kekuasaan, tetapi kan kekuasaan ini bukan untuk menakut-nakuti rakyat, untuk mengancam siapa pun," tutur SBY.
SBY juga mengingatkan bahwa rakyat punya hak untuk menyampaikan kritik pandangannya, ketidaksukaannya kepada negara. Pemimpin itu kalau mendengar rakyat tidak suka, terkadang perlu juga untuk melakukan introspeksi.
"Jadi, sekali lagi harapan saya, kalau saudara-saudara saya rakyat Indonesia menyampaikan kritik, ya kritik yang proporsional. Kalau statement yang seperti pemerintah berbohong tentu harus disertai bukti, tapi silakan digunakan untuk kepentingan bangsa kita," sebut SBY.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam