jpnn.com, BANDUNG - Bekas Menko Maritim Rizal Ramli tak percaya pernyataan polisi bahwa pelaku penyerangan terhadap sejumlah ulama belakangan ini adalah pengidap gangguan jiwa alias orang gila. Untuk membuktikan pikiran negatifnya itu, Rizal bertanya kepada temannya yang seorang psikolog.
Menurut sang psikolog, tutur Rizal, memori orang gila hanya bisa bertahan sekitar satu menit. Setelah itu, si orang gila akan kembali kehilangan kesadaran.
BACA JUGA: Rizal Ramli Penambal Kelemahan Jokowi
Dengan demikian, sambungnya, sulit membayangkan pelaku penyerangan pemuka agama adalah orang gila. Pasalnya, dibutuhkan waktu lebih dari 10 menit untuk melakukan serangan dan menguber-uber orang.
"Kalau saya perintahkan, itu ada ulama atau kiai disitu, kamu bunuh. Butuh waktu 10 hingga 15 menit. Bisa jadi bawa senjata. Tetapi setelah dua menit dia lupa perintahnya. Dia ketawa-tawa lagi, dia nangis-nangis lagi. Namanya juga orang gila," ujar Rizal di Restoran Riung Sari, Jalan L.L.R.E Martadinata, Bandung, Minggu (4/3).
BACA JUGA: Layak Dampingi Jokowi, Sepemikiran dengan Prabowo
"Ini pasti istilah orang gila digunakan sebagai alibi supaya gak bisa diperiksa lagi," kata pria yang dikenal sebagai ekonom dan tak pernah jadi psikolog ataupun penegak hukum ini. (dem/rmol)
BACA JUGA: Operasi Sepekan, Amankan 17 Orang Diduga Gila
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum MUI: Ada yang Agak Diragukan Kebenaran Gilanya
Redaktur & Reporter : Adil