jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli kembali dibuat sewot oleh ulah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kali ini dia kesal karena SMI menyindir mahasiswa Universitas Indonesia pemberi kartu kuning ke Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Menurut Rizal, sindiran Sri Mulyani itu sangat tidak pantas. "Ternyata norak banget. Demokrasi boleh saja beda pendapat," sindir Rizal, Senin (5/2).
BACA JUGA: Fadli Zon Tulis Sajak untuk Zaadit Si Kartu Kuning
Mantan Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu kemudian merendahkan kecerdasan Sri Mulyani. Menurut dia, menteri lulusan University of Illinois itu hanya bisa berhutang.
Karena itu, Rizal menyarankan Sri Mulyani untuk belajar lagi ilmu ekonomi dasar.
BACA JUGA: Kartu Kuning di UI Pengaruhi Kepercayaan Publik ke Jokowi
"Ikut kuliah percuma, wong situ bisanya cuma minjem dengan bunga tinggi, yield bonds RI 2 hingga 3 persen lebih tinggi dari Thailand, Filipina dan Vietnam. Itu rugikan Indonesia miliaran dolar tahu? Situ belajar lagi basic finance ya," beber mantan Kabulog yang pernah mengenyam pendidikan di ITB dan Boston University ini.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengkritik aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang memberi kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo saat acara Dies Natalis pekan lalu.
BACA JUGA: Jokowi Mau Kirim Ketua BEM UI Pemberi Kartu Kuning ke Asmat
Kritik tersebut disampaikannya ketika mengisi kuliah pengantar teori ekonomi makro di Fakultas Ekonomi Bisnis UI.
"Jadi mahasiswa UI yang mau kasih kartu kuning atau demo, harus sudah lulus kuliah pengantar teori ekonomi Makro dulu," kata Sri Mulyani di Auditorium FEB UI, Depok, Senin (5/2).
Menurut SMI, jika Zaadit sudah lulus kuliah ekonomi makro, dia pasti paham dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
"Kalau sudah dapat pengantar makro ekonomi baru demo ya. Kalau belum terus demonya salah itu malu-maluin, jangan bilang pernah diajar saya," tutur lulusan Fakultas Ekonomi UI itu. (san/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elite dan Masyarakat Harus Dididik demi Kurangi Potensi SARA
Redaktur & Reporter : Adil