JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero meluncurkan produk daging sapi kemasan bermerk 'Raja Daging'. Hal itu dilakukan sejalan dengan komitmen RNI untuk memberikan kebutuhan terhadap daging berkualitas, sehat dengan harga yang kompetitif.
"Harga lebih kompetitif, karena kami melakukan usaha dari hulu atau peternakan sapi dan memprosesnya menjadi produk ritel serta menjualnya langsung ke tingkat end user," ujar Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro saat meluncurkan produk barunya di pelataran parkir Waroeng Rajawali, Jalan Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/6).
Ismed mengatakan, harga produk baru bermerk 'Raja Daging' ini jauh lebih murah dibandingkan produk sapi lainnya.
"Tanpa subsidi pemerintah harga daging sapi bisa lebih murah, ini merupakan salah satu terbosan kami untuk memenuhi kebutuhan sapi nasional. Kami bandrol dengan harga Rp 70 ribu per kg," terang dia.
Sejak awal kata Ismed, pihaknya tidak pernah setengah hati dalam mengembangkan peternakan sapi, setidaknya sejak awal Juli 2012, RNI telah mengembangkan beberapa program sapi.
"RNI telah mengembangkan sapi terintegrasi yang dikenal dengan program sapi tebu (Sate), sapi sawit (Sasa), progran sapi teh, program petani mitra binaan (Plasma), program kemitraan dan program sarjana masuk desa (SMD)," paparnya.
Tak hanya itu, selain penggemukan (fattening) dan pembibitan (breeding), dalam waktu dekat RNI juga akan mengembangkan pemotongan dan teknologi makanan. (chi/jpnn)
"Harga lebih kompetitif, karena kami melakukan usaha dari hulu atau peternakan sapi dan memprosesnya menjadi produk ritel serta menjualnya langsung ke tingkat end user," ujar Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro saat meluncurkan produk barunya di pelataran parkir Waroeng Rajawali, Jalan Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/6).
Ismed mengatakan, harga produk baru bermerk 'Raja Daging' ini jauh lebih murah dibandingkan produk sapi lainnya.
"Tanpa subsidi pemerintah harga daging sapi bisa lebih murah, ini merupakan salah satu terbosan kami untuk memenuhi kebutuhan sapi nasional. Kami bandrol dengan harga Rp 70 ribu per kg," terang dia.
Sejak awal kata Ismed, pihaknya tidak pernah setengah hati dalam mengembangkan peternakan sapi, setidaknya sejak awal Juli 2012, RNI telah mengembangkan beberapa program sapi.
"RNI telah mengembangkan sapi terintegrasi yang dikenal dengan program sapi tebu (Sate), sapi sawit (Sasa), progran sapi teh, program petani mitra binaan (Plasma), program kemitraan dan program sarjana masuk desa (SMD)," paparnya.
Tak hanya itu, selain penggemukan (fattening) dan pembibitan (breeding), dalam waktu dekat RNI juga akan mengembangkan pemotongan dan teknologi makanan. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AirAsia Hentikan Kerjasama Dengan ANA Holdings Inc
Redaktur : Tim Redaksi