JAKARTA - Usulan diluncurkannya mobil bertenaga listrik mendapat respon serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemarin (19/3), SBY memanggil rektor dari empat perguruan tinggi dan sejumlah menteri khusus untuk membahas secara khusus rencana tersebut di Kantor Presiden.
Empat rektor tersebut adalah Rektor Universitas (UI) Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmaloka, Rektor Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Triyogi Yuwono, dan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Sudjarwadi.
Menteri yang terlibat dalam diskusi itu adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, Mendikbud M. Nuh, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menristek Gusti Muhammad Hatta. Sementara SBY antara lain didampingi Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.
"Dalam waktu dekat, dua bulan mendatang, apa yang didiskusikan bisa kita tuangkan dalam renstra (rencana strategis). Road map dan timeline-nya seperti apa," tutur SBY dalam keterangan usai pertemuan. Tahun 2014 diharapkan kendaraan tersebut sudah bisa diluncurkan.
SBY mengungkapkan, ada tiga alasan yang mendasari pertemuan untuk membahas upaya memproduksi sarana transportasi yang efisien dan ramah lingkungan. Terutama mobil dan motor.
Pertama, pemikiran untuk melakukan riset, pengembangan, dan inovasi hingga sampai pada tahap Indonesia mampu memproduksi mobil yang ramah lingkungan. Saat itu, dua tahun lalu, SBY sempat bertemu dengan pimpinan lembaga penelitian dan pengembangan.
"Bahkan mobil yang tidak perlu menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energinya," katanya. Sejak saat itu, lanjut dia, di banyak tempat dan lembaga dilakukan upaya ke arah memproduksi sarana transportasi tersebut.
Alasan kedua, SBY mengaku menerima berita dari Menteri BUMN Dahlan Iskan yang sudah berkomunikasi dengan sejumlah kalangan tentang perlunya memproduksi mobil elektrik yang tidak memerlukan BBM. "Pemikiran itu mendapatkan sambutan positif dan dukungan yang kuat dari rakyat kita," kata SBY.
Sementara yang ketiga adalah berkaitan dengan kebutuhan terhadap bahan bakar minyak yang makin besar di masa depan. Padahal, jika hanya menggantungkan pada minyak sangat rentan krisis terutama saat terjadi gejolak harga minyak mentah dunia.
"Kecanduan sebuah bangsa kepada BBM, itu juga tidak bagus, karena bisa merusak lingkungan, menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, dan implikasi yang lain," urainya.
SBY mengaku senang dengan hasil diskusinya tersebut. Para rektor memberikan laporan terkait proses menghadirkan motor dan mobil listrik yang terus berjalan. Bahkan sudah ada timeline kapan akan diperkenalkan kepada rakyat.
Di sisi lain, lanjutnya, kementerian-kementerian juga memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan rencana itu. "Saya berpendapat yang diperlukan sekarang adalah kolaborasi secara nasional," katanya.
Pemerintah sebagai policy maker bisa bekerjasama dengan dunia pendidikan sebagai lembaga litbang, BUMN sebagai penjuru produksi, dan swasta. SBY menyebut ada urgensi untuk melakukan percepatan atas rencana tersebut.
SBY mengatakan, jalan untuk mewujudkan kendaraan bertenaga listrik itu tidak mudah dan memiliki banyak tantangan. Namun jika terwujud, bisa memberikan manfaat. "Tidak perlu selalu dikejutkan, dicemaskan dengan gejolak harga minyak kalau kita bisa memproduksi sarana transport yang jauh lebih efisien, apalagi energi listrik adalah solusi yang strategis dan fundamental," urainya. (fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Impor Berakhir, Bulog Prioritaskan Beras Lokal
Redaktur : Tim Redaksi