Teknologi robot untuk memetik buah di Australia kini semakin tersedia. Robot pemetik apel misalnya hanya butuh waktu 7 detik dibandingkan rata-rata manusia yang memerlukan 45 detik.
Diperkirakan dalam waktu beberapa tahun mendatang harga robot pemetik buah ini akan semakin terjangkau dan saat ini para petani semakin berani membeli karena sulitnya mendapatkan tenaga manusia karena adanya pandemi COVID-19 di seluruh dunia.
BACA JUGA: Kasus Pembekuan Darah Terkait Vaksin AstraZeneca Terus Bertambah, Saatnya Panik?
Peneliti robot Chao Chen dari Departemen Teknik Mesin Monash University di Melbourne menjelaskan robot bisa memetik sebiji apel dalam 7 detik.
Robot yang dikembangkan ini menggunakan kamera yang bisa melihat pohon yang sudah memiliki buah tanpa merusak pohon.
BACA JUGA: Akan Dikarantina di Luar Kota Darwin, Australia Tak Perpanjang Larangan Penerbangan dari India
"Sekarang ini robot itu bisa memetik buah dalam waktu 7 detik tergantung jaraknya, sedangkan seorang manusia memerlukan 45 detik memetik sebiji apel," jelas Dr Chen.
"Robot itu mengambil gambar dan memetakan pohon yang ada untuk melihat buahnya. Informasi yang didapatkan yang kemudian digunakan oleh robot untuk memetik buah yang ada."
BACA JUGA: Warga Jepang Tolak Olimpiade Tokyo
Dr Chen mengatakan tingkat keberhasilan memetik buah apel oleh robot ini adalah sekitar 85 persen.
"Kami ingin mengembangkan robot yang bisa bekerja di malam hari bersama dengan manusia yang bekerja di siang hari sehingga mereka bisa meningkakan efisiensi." katanya. Permintaan agar harga robot terjangkau
Menurut Monash University, biaya untuk membuat satu robot pemetik buah itu adalah AUD$ 80 ribu (sekitar Rp800 juta), namun diperkirakan biayanya akan turun bila permintaan meningkat.
Vito Mancini adalah petani tanaman buah jeruk di Griffith, New South Wales.
Robot sudah diujicobakan di pertaniannya dan dia mengatakan bahwa teknologi ini akan digunakan di banyak pertanian di seluruh Australia dalam waktu tidak terlalu lama lagi.
"Saya kira ini bukan hal yang mustahil lagi. Saya kira robot akan menjadi bagian penting dari melakukan panen. Sangat mengesankan melihat cara kerjanya," kata Mancini.
"Bagi kalangan pertanian ada kekhawatiran bahwa robot ini akan membuat pertanian besar semakin besar sehingga menjadi bisnis besar, dan ketakutan itu bisa dimengerti.
"Saya sudah melihat industri tanaman anggur menggunakan mesin untuk memanen, dan bila kita tidak memiliki alat bantu memanen kita akan memiliki masa depan yang sulit."
Hunter Jay adalah direktur eksekutif Ripe Robotics dan sekarang mengembangkan versi kedua dari robot untuk memetik buah.
"Versi pertama kadang-kadang bisa memetik buah, namun tidak selalu, dan sering kali rusak," katanya.
"Jadi kami mengembangkan robot generasi berikutnya yang akan 10 kali lebih cepat dalam memetik buah, dan mudah-mudahan juga tidak sering rusak."
Robot miliknya menggunakan teknologi menghisap buah dari pohonnya.
"Saya berharap teknologi ini akan siap dalam waktu 1 tahun, dan bisa meningkatkan produksi dalam waktu beberapa tahun dan tersedia bagi banyak perkebunan apel," kata Hunter Jay.
"Petani mulai mengubah cara mereka mengelola kebun dengan memikirkan ketersediaan robot sehingga kerja mereka akan lebih gampang."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah Terlupakan 6 Warga Tiongkok yang Selamat dari Tenggelamnya Kapal Titanic