Dua robot sedang menolong ratusan anak sekolah di pedesaan Australia belajar mengenai Waduk ‘Murray-Darling’ dan suplai air di wilayah itu.

Selama Pekan Air Nasional berlangsung, robot-robot tersebut telah mengikuti pemandu tur di Museum Nasional Australia, Canberra, menayangkan tontonan yang bagus dan interaktif kepada ratusan anak-anak sekolah di berbagai wilayah.

BACA JUGA: Data Corona Indonesia Meragukan, Australia Barat Khawatirkan Penerbangan Dari Bali

Manajer tur, Robert Bunzli, mengatakan, teknologi mutakhir ini bisa digunakan untuk mengajarkan para siswa tentang penggunaan dan cara penghematan air.

“Ini adalah robot museum tercanggih di dunia. Ada banyak iPad yang terpampang di berbagai museum, tapi mereka tak interaktif dan tak panoramik serta tak mendalam,” jelasnya.

BACA JUGA: Australia Minta Warga Asing Angkat Kaki, Begini Respons Kemenlu RI

Ia mengatakan, satu buah robot bisa melakukan sejumlah tur interaktif ke ratusan siswa di suatu tempat, dalam sekali waktu.

“Pada dasarnya robot-robot itu membawa para siswa berjalan-jalan dari ruang kelas ke salah satu galeri museum kami. Galeri ini menampilkan geologi dan lingkungan Australia, dan beberapa dampak dari penghematan air di komunitas tersebut,” urai Robert.

Direktur Museum, Mathew Trinca, menjelaskan, pada tahun ini, sekitar 1000 siswa telah mengikuti tur museum lewat robot dan ia berharap agar ribuan lainnya akan menggunakan teknologi ini di tahun-tahun mendatang.

Berbicara kepada para siswa lewat salah satu robot itu, Mathew mengatakan, “Ia bisa terhubung dengan semuanya yang ada di ruangan tersebut dan juga dengan tamu lainnya yang ia tahu sedang melihat tayangan itu di Canberra, Sydney, Adelaide dan juga Brisbane.”

Direktur Pendidikan di Pengelola Waduk ‘Murray-Darling’, William Inveen, menuturkan, ia telah mengunggah sejumlah latihan dan informasi bagi para siswa, agar terlibat aktif selama tur berlangsung.

“Ini tak hanya sekedar kamera video berjalan, mereka memiliki kesempatan utnuk berinteraksi dengan kita, menanyai kita, dan berkomentar,” utaranya.

William mengemukakan, robot ini bisa menjadi masa depan dari studi lapangan.

“Belakangan ini, kita banyak menggunakan fasilitas ‘video conference’, ini adalah tahapan selanjutnya. Ini adalah ‘video conference’ yang interaktif dan tentu saja sejalan dengan pendidikan,” ungkapnya.

Robert Bunzli mengatakan, ketika nanti teknologinya sudah diperbaiki, robot ini juga bisa digunakan untuk situasi lain.

“Saya yakin anda akan menemukan industri lain yang cukup tertarik untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman mendalam ini bisa menolong mereka,” ujarnya.

Berita Terkait