Rohaida Ditangkap Densus 88, Sahabat Menangis

Rabu, 16 Mei 2018 – 00:05 WIB
Densus 88 dan Polisi dari Polres Malang saat menganmankan M. Arifin, suami dari Siti Rohaida di rumahnya Jalan Kapi Sraba, Sawojajar II, Kota Malang Malang (14/5/18). Foto: PURWANTO/MALANG POST

jpnn.com - Densus 88 dan anggota Polres Malang menggerebek rumah milik perempuan diduga terlibat jaringan teroris, Siti Rohaida (49), di Jalan Kapi Sraba XI nomor 12 Kelurahan Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang, Jatim, Senin (14/5) siang.

Aparat gabungan Brimob Ampeldento, Polres Makota dan Polres Malang juga mengamankan suaminya, bernama M. Arifin, 55 tahun. Siti Rohaida, 49 tahun, lebih dulu ditangkap di Sidoarjo.

BACA JUGA: Densus 88 Terus Buru Enam Terduga Teroris di Sumsel

Menurut Budiono, 49 tahun warga sekitar, Arifin dan Ida dikenal sebagai warga yang telah belasan tahun tinggal di kawasan tersebut. Menurut Budiono, Arifin dan Ida tidak memiliki anak. Arifin sering bertamu ke rumahnya untuk ngobrol.

“Semalam (Minggu malam) Pak Arifin bertamu ke rumah saya, njagong biasa, karena kita sama-sama suka kucing. Dia sendiri memelihara banyak kucing,” kata Budiono. Meski demikian, Budiono mengaku tidak pernah bertamu ke dalam rumah Arifin. Saat njagong, Arifin hanya menerima Budiono di kursi teras rumah.

BACA JUGA: Baku Tembak, Densus 88  Lumpuhkan Seorang Pria

Selama kurang lebih 5 tahunan mengenal Arifin, Budiono belum pernah masuk satu kali pun ke dalam rumah terduga teroris. Budiono pernah mengerjakan pagar luar rumah terduga teroris. Namun, dia tak pernah sekalipun memasuki kediaman tersebut. Sehingga, Budiono tak bisa menggambarkan seperti apa interior rumah terduga teroris.

Kendati demikian, Rohaida yang biasanya selalu berbelanja tiap hari di sekitar kampung tersebut, tiba-tiba saja tak terlihat kurang lebih 3-4 hari. Sementara, Indah yang juga tetangga dekat, mengatakan bahwa dia sudah cukup lama mengenal Rohaida.

BACA JUGA: Aksi Teroris Beruntun, Polri dan BIN Perlu Dievaluasi

“Dia itu sahabat saya,” ungkap Indah sembari menitikkan air mata. Menurut Indah, Rohaida sangat sering bertamu ke rumahnya untuk membeli masakan.

Meski dekat dengan Rohaida, Indah tak pernah diberitahu soal kegiatannya di luar kehidupan bertetangga. Indah mengaku tak pernah dicurhati oleh Rohaida soal kegiatan berbau teroris. Pernah sekali, Indah diajak mengikuti pengajian di kawasan Jagalan. Namun, Indah yang juga istri pensiunan jaksa tersebut menolak.

Indah mulai melihat perubahan dari Rohaida tiga tahun lalu. “Saat itu, dia mulai memakai cadar, tapi hubungan kita baik-baik saja,” tandas Indah, seperti diberitakan Malang Post (Jawa Pos Group).

Terkait penangkapan tersebut, Indah sangat terkejut karena baru mendengarnya dari salah satu petugas polisi siang kemarin. Indah diberitahu bahwa Rohaida ditangkap karena akan meledakkan bom di Sidoarjo.

Warga sekitar masih tidak percaya bahwa Siti Rohaida dan suaminya, M Arifin, terlibat dugaan jaringan teroris. Pasalnya selama ini warga mengenal bahwa pasangan suami istri tersebut, adalah orang baik. Meskipun, Ida, sapaan akrabnya Siti Rohaida, dikenal sebagai orang yang tertutup.

“Kami semua juga kaget. Padahal selama ini penghuni rumah itu sangat ramah. Setiap hari juga menyapa kepada warga,” ungkap Asrizal Fahmi, Ketua RT04 RW16, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 15 meter dari rumah Siti Rohaida.

Selama ini, menurut Fahmi, rumah M. Arifin memang selalu tertutup. Ini karena Arifin yang bekerja di Kantor Pos Indonesia Alun-alun Malang, selalu pulang kerja malam. Sedangkan Ida, istrinya yang usaha berjualan telur asin, jarang sekali keluar rumah.

“Kalau yang laki-laki (M Arifin, red) sebetulnya baik dan selalu aktif dalam perkumpulan warga. Sedangkan istrinya, memang jarang sekali keluar rumah. Selama tinggal, kami tidak pernah melihat ada pertemuan orang di dalam rumahnya,” terangnya.

Keterangan Fahmi ini, juga dibenarkan oleh penghuni rumah persis di depan rumah M Arifin. Keluarga ini mengaku kaget dengan kedatangan rombongan polisi, yang menggeledah rumah Arifin.

“Kalau pak Arifin, sebenarnya orangnya baik. Tidak mungkin terlibat dengan jaringan teroris. Sedangkan istrinya (Ida, red), memang orangnya sangat tertutup. Jarangan sekali bersosialisasi dengan masyarakat,” jelas tetangga depan rumah yang tidak mau disebutkan namanya.

Samsul Hadi, petugas keamanan setempat mengatakan, bahwa M Arifin dan Siti Rohaida, adalah pendatang. Mereka berasal dari Surabaya, dan tinggal di Jalan Kapi Sraba XI Blok 10H nomor 12, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis sejak tahun 2001 lalu. Selama menempati rumah tersebut, sama tidak pernah membuat masalah dengan warga.

M Arifin, bahwa dikenalnya sebagai pria yang baik. Orangnya supel dan selalu ramah serta menyapa warga. Sedangkan istrinya, Siti Rohaida, selama ini memang diketahui sangat tertutup. Warga sekitar tidak ada yang mengenal namanya. Mereka hanya mengetahui panggilan namanya Ida.

Berdasarkan keterangan Samsul, memang sejak tiga bulan lalu, ada yang berbeda pada diri Siti Rohaida. Sebelumnya Siti Rohaida yang tidak memakai cadar, namun mulai memakai cadar. Itu setelah diketahui bahwa Ida, aktif mengikuti pertemuan pengajian pada seseorang di sekitar Embong Arab, Kota Malang.

Bahkan, sejak dua bulan terakhir, Ida juga diketahui jarang sekali berada di rumah. Ia lebih sering ke Surabaya. “Ketika pulang sekitar satu sampai dua minggu sekali. Itupun hanya sebentar, kemudian kembali lagi,” papar Samsul Hadi, sembari mempertegas bahwa M Arifin, ditangkap polisi saat bekerja di Kantor Pos Indonesia Alun-alun Kota Malang.

BACA JUGA: Usai Antar Istri, Terduga Teroris Ditembak Mati, Dor!

“Ini hanya penggeledahan saja. Yang diamankan hanya buku-buku saja. Untuk peralatan bahan peledak tidak ada. Hanya satu orang yang diamankan hari ini, yaitu suami dari yang sebelumnya diamankan di Surabaya. Tetapi untuk lebih jauh, Kapolres Malang yang akan menjelaskan,” tutur Kasatreskrim Polres Malang, AKP Adrian Wimbarda, usai mendampingi proses penggeledahan sembari buru-buru pergi meninggalkan lokasi. (fin/agp/ica/ary)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Baku Tembak dengan Terduga Teroris di Surabaya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler