Rokhmin Dahuri: Pelaut Asal Indonesia Terkenal Rajin, Loyal dan Disiplin

Selasa, 17 Maret 2020 – 23:54 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) bersama Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri (kiri) dan Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara dalam FGD tentang kemaritiman di Jakarta, Kamis (27/9). Foto: DPP PDIP for JPNN

jpnn.com, CIREBON - Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Rokhmin Dahuri mengatakan pelaut asal Indonesia dikenal dunia internasional sebagai pelaut yang andal. Selain itu, juga sangat rajin, loyal, disiplin dan penurut.

“Kekurangan mereka hanya pada penguasaan bahasa asing,” ujar Rokhmin saat membuka Basic Safety Training (BST) dan Sertifikasi Kecakapan dan Keterampilan (SKK) Kapal Layar Motor 30-60 Mil di Kampus Biru Samudera Nusantara, Cirebon, Senin (16/3) kemarin.

Program kali ini diikuti 200 peserta dari berbagai daerah di kawasan Pantura. Terlaksana atas kerja sama Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) dengan Politeknik Pelayaran Banten. Rokhmin merupakan pembina SPPI.

Rokhmin kemudian berharap SPPI berperan maksimal meningkatkan kemampuan bahasa para pelaut asal Indonesia, terutama bahasa Inggris dan Korea. Apalagi, SPPI berkomitmen melahirkan sumber daya manusia (SDM) pelaut yang terampil, memiliki kompetensi, mempunyai etos kerja yang hebat, dilatih BST, SKK dan kompetensi lain yang dibutuhkan.

"Alhamdulillah, ribuan ABK asal Indonesia sudah banyak bekerja di Korea dan negara lain, baik di sektor perikanan maupun manufacture," ucapnya.  

Rokhmin berharap para peserta mengikuti diklat dengan serius, agar ilmu yang didapat bermanfaat bagi masa depan kelak.

BACA JUGA: Menyebarkan Hoaks Corona, ABK Calvin Dibekuk Polisi

Ia juga berharap lewat diklat dan pelatihan-pelatihan yang ada, terjadi perubahan di bidang pengetahuan. Misalnya, nelayan yang sebelumnya menangkap ikan secara manual, dapat menangkap ikan secara modern, aman dan nyaman. Kemudian, terjadi perubahan kemampuan dan perubahan akhlak.

Sementara itu, Ketua Umum SPPI Achdiyat Ilyas Pangestu mengatakan, diklat BST dan SKK yang digelar bisa memberikan pemahaman kepada para nelayan terkait keselamatan dalam bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Menurutnya, materi tidak hanya disampaikan secara teoritis, tetapi juga praktik langsung keselamatan berlayar.

“Dengan mengikuti pelatihan ini maka peserta akan memiliki seperti SIM di laut, sehingga tidak bisa ditangkap oleh polisi perairan (Polair) karena sudah memiliki kelengkapan persyaratan yang ditetapkan pemerintah,” katanya.

Ilyas menambahkan, pihaknya tidak membebankan kepada para peserta biaya untuk mengikuti pelatihan BST dan SKK 30/60 mil karena sudah dijamin pemerintah.(gir/jpnn)

BACA JUGA: Gegara Virus Corona, Kaum Muda Tiongkok Makin Dekat dengan Orang Tua


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Abk   Pelaut   WNI  

Terpopuler